Bekal Ramadhan (3): Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Amal Shalih


Ramadhan

Seberapa besar kekuatan tauhid dan iman, sebesar itu pula kekuatan amal seorang hamba.

Seorang hamba yang memiliki kekuatan amal shalih, akan terpenuhi kebutuhannya, akan terkabul doanya dan tercapai keinginannya.

Sebagaimana doa Nabi Nuh alaihissalam agar dimenangkan atas kaumnya yang kafir maka Allah tenggelamkan mereka di dalam air (bah). Firman Allah Ta’ala,

فَدَعَا رَبَّهُ أَنِّي مَغْلُوبٌ فَانْتَصِرْ فَفَتَحْنَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ بِمَاءٍ مُنْهَمِرٍ وَفَجَّرْنَا الْأَرْضَ عُيُونًا فَالْتَقَى الْمَاءُ عَلَىٰ أَمْرٍ قَدْ قُدِرَ وَحَمَلْنَاهُ عَلَىٰ ذَاتِ أَلْوَاحٍ وَدُسُرٍ تَجْرِي بِأَعْيُنِنَا جَزَاءً لِمَنْ كَانَ كُفِرَ.

“Maka dia mengadu kepada Tuhannya: “bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah (aku)”.
Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah.
Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, maka bertemulah air-air itu untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan.
Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku,
Yang berlayar dengan pemeliharaan Kami sebagai belasan bagi orang-orang yang diingkari (Nuh).”
(QS. Al Qomar: 10-14)

Sebagaimana doa Nabi Hud alaihissalam agar dimenangkan atas kaumnya yang kafir kemudian Allah binasakan mereka dengan angin.

وَفِي عَادٍ إِذْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الرِّيحَ الْعَقِيمَ مَا تَذَرُ مِنْ شَيْءٍ أَتَتْ عَلَيْهِ إِلَّا جَعَلَتْهُ كَالرَّمِيمِ

Dan juga pada (kisah) Aad ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan. Angin itu tidak membiarkan satupun yang dilaluinya, melainkan dijadikannya seperti serbuk.”(QS. Adz Dzariyat:  41-42)

Sebagaimana doa Nabi Shalih alaihissalam agar dimenangkan atas kamunya yang kafir lalu Allah mmbinasakan mereka dengan suara petir.

وَفِي ثَمُودَ إِذْ قِيلَ لَهُمْ تَمَتَّعُوا حَتَّىٰ حِينٍ فَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ فَأَخَذَتْهُمُ الصَّاعِقَةُ وَهُمْ يَنْظُرُونَ فَمَا اسْتَطَاعُوا مِنْ قِيَامٍ وَمَا كَانُوا مُنْتَصِرِينَ

“Dan pada (kisah) kaum Tsamud ketika dikatakan kepada mereka: “Bersenang-senanglah kalian sampai suatu waktu”.
Maka mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya, lalu mereka disambar petir dan mereka melihatnya.
Maka mereka sekali-kali tidak dapat bangun dan tidak pula mendapat pertolongan.”
(QS. Ad Dzariyat: 43-45)

Sebagaimana doa Nabi Ibrahim alaihissalam kepada Rabbnya tatkala beliau dilempar ke dalam api lalu Allah subhanahu jadikan api tersebut dingin dan menjadi keselamatan bagi beliau.

قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ

Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.”(QS. Ibrahim: 69)

Sebagaimanapula doa Nabi Musa alaihissalam agar dimenangkan atas Fir’aun dan kaumnya. Kemudian Allah membinasakan dan menenggelamkan mereka ke dalam laut.

وَفِي مُوسَىٰ إِذْ أَرْسَلْنَاهُ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ فَتَوَلَّىٰ بِرُكْنِهِ وَقَالَ سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ فَأَخَذْنَاهُ وَجُنُودَهُ فَنَبَذْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ وَهُوَ مُلِيمٌ

Dan juga pada Musa (terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah) ketika Kami mengutusnya kepada Fir’aun dengan membawa mukjizat yang nyata.
Maka dia (Fir’aun) berpaling (dari iman) bersama tentaranya dan berkata: “Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila”.
Maka Kami siksa dia dan tentaranya lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut, sedang dia melakukan pekerjaan yang tercela.”
(QS. Adz Dzariyat: 38-40)

Sebagaimana doa Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam agar dimenangkan atas orang-orang kafir tatkala perang Badar. Kemudian Allah binasakan mereka dan menyelamatkan orang-orang beriman. Firman Allah Ta’ala,

إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ وَمَا جَعَلَهُ اللَّهُ إِلَّا بُشْرَىٰ وَلِتَطْمَئِنَّ بِهِ قُلُوبُكُمْ ۚ وَمَا النَّصْرُ إِلَّا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut”.
Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
” (QS. Al Anfal: 9-10)

Untuk mendapatkan ketetapan dan perbendaharaan Allah hanya diraih dengan iman dan amal shalih. Dan sungguh Allah telah memberi karunia (iman dan amal shalih) kepada kita, marilah kita dapatkan (ketetapan-ketetapan Allah).

Dengan kekuatan amal shalih akan diraih banyak manfaat diantaranya:
1. Terkabulnya doa
2. Mendapatkan ampunan atas segala dosa.
3. Ditutupi aib-aib kita.
4. Meninggikan derajat kita (disisi Allah).
5. Dilipatgandakan kebaikan.
6. Kebahagiaan di dunia.
7. Masuk surga.
8. Mendapatkan keridhoan Allah.
9. Terciptanya keamanan.
10. Kelapangan rizqi.
11. Akhlak mulia.
12. Turunnya pertolongan Allah.
13. Dilenyapkan bala bencana.

Amalan shalih sangat dicintai Rabb..
Akan tetapi sangat berat di jiwa..
Karena kesenangan jiwa itu pada syahwat..
Adapun kesenangan ruh pada ketaatan..

Sudah selayaknya menjelaskan kekuatan amal shalih serta kedudukannya di sisi Allah, tingginya balasan dan pahala yang akan diraih orang yang mengerjakannya.

Oleh karena itu agar engkau dapat menggiatkan jiwa menunaikan amal shalih, menyemangatinya agar meraih pahala  (yang besar) dan berlomba-lomba meraihnya hendaknya engkau (terlebih dahulu) mempelajari besarnya balasan dan pahala atasnya.

خِتَامُهُ مِسْكٌ ۚ وَفِي ذَٰلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ

Laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.” (QS.Al Muthaffifin: 26)

****
Sumber:  Materi daurah online Fiqh Zaadil Qulub Fi Ramadhan, Syaikh Muhammad bin Ibrahim At Tuwaijiriy.
Diterjemahkan oleh Tim Penerjemah Wanitasalihah.com
Artikel wanitasalihah.com

وبقدر قوة التوحيد والإيمان تكون قوة الأعمال، ويحصل للعبد إذا قام بذلك قضاء حاجته، واستجابة دعائه، ونيل مراده.
كما دعا نوح ﷺ على كفار قومه فأغرقهم الله بالماء
كما قال سبحانه: {فَدَعَا رَبَّهُ أَنِّي مَغْلُوبٌ فَانْتَصِرْ (10) فَفَتَحْنَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ بِمَاءٍ مُنْهَمِرٍ (11) وَفَجَّرْنَا الْأَرْضَ عُيُونًا فَالْتَقَى الْمَاءُ عَلَى أَمْرٍ قَدْ قُدِرَ (12) وَحَمَلْنَاهُ عَلَى ذَاتِ أَلْوَاحٍ وَدُسُرٍ (13) تَجْرِي بِأَعْيُنِنَا جَزَاءً لِمَنْ كَانَ كُفِرَ (14)} [القمر: 10 – 14].
وكما دعا هودﷺ على كفار قومه فأهلكهم الله بالريح
كما قال سبحانه: {وَفِي عَادٍ إِذْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الرِّيحَ الْعَقِيمَ (41) مَا تَذَرُ مِنْ شَيْءٍ أَتَتْ عَلَيْهِ إِلَّا جَعَلَتْهُ كَالرَّمِيمِ (42)} [الذاريات: 41، 42].
وكما دعا صالح ﷺ على كفار قومه فأهلكهم الله بالصيحة
كما قال سبحانه: {وَفِي ثَمُودَ إِذْ قِيلَ لَهُمْ تَمَتَّعُوا حَتَّى حِينٍ (43) فَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ فَأَخَذَتْهُمُ الصَّاعِقَةُ وَهُمْ يَنْظُرُونَ (44) فَمَا اسْتَطَاعُوا مِنْ قِيَامٍ وَمَا كَانُوا مُنْتَصِرِينَ (45)} [الذاريات: 43 – 45].
وكما دعا إبراهيمﷺ  ربه حين ألقي في النار فجعلها سبحانه برداً وسلاماً عليه
كما قال سبحانه: {قُلْنَا يَانَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَى إِبْرَاهِيمَ} [الأنبياء: 69].
وكما دعا موسىﷺ على فرعون وقومه فأهلكهم الله وأغرقهم في البحر.
كما قال سبحانه: {وَفِي مُوسَى إِذْ أَرْسَلْنَاهُ إِلَى فِرْعَوْنَ بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ (38) فَتَوَلَّى بِرُكْنِهِ وَقَالَ سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ (39) فَأَخَذْنَاهُ وَجُنُودَهُ فَنَبَذْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ وَهُوَ مُلِيمٌ (40)} [الذاريات: 38 – 40].
وكما دعا محمد ﷺ على الكفار في بدر فأهلكهم الله وأنجى المؤمنين
كما قال سبحانه: {إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ (9) وَمَا جَعَلَهُ اللَّهُ إِلَّا بُشْرَى وَلِتَطْمَئِنَّ بِهِ قُلُوبُكُمْ وَمَا النَّصْرُ إِلَّا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (10)} [الأنفال: 9، 10].
فالاستفادة من قدرة الله، ومن خزائن الله،
تكون بالإيمان والأعمال الصالحة، وقد منَّ الله عزَّ وجلَّ علينا بذلك، فلنستفد من ذلك.
فقوة الأعمال الصالحة يحصل بها منافع كثيرة منها:
إجابة الدعاء .. ومغفرة الذنوب .. وستر العيوب .. ورفعة الدرجات .. ومضاعفة الحسنات ..
والسعادة في الدنيا .. ودخول الجنة .. ورضا الله عن العبد .. وحصول الأمن .. وبسط الرزق .. وحسن الخلق، ونزول النصر، وكشف الكربات.

والأعمال الصالحة محبوبة للرب، ولكنها ثقيلة على النفس،
إذ النفس لذتها بالشهوات،
والروح لذتها بالطاعات،
فلا بدَّ من بيان قوة الأعمال الصالحة، ومكانتها عند الله،
وقيمة الأجر والثواب الحاصل من فعلها،
وذلك لتنشط النفس لأدائها، وترغب في ثوابها، وتنافس في أدائها، لما تعلمه من جزيل الأجر والثواب عليها.
فبيان كل عمل وقيمته وعظيم ثوابه يسوق النفوس لفعله:
{خِتَامُهُ مِسْكٌ وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ} [المطففين: 26].

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.