Bukan Multazim, Tapi Mustaqim


multazim mustaqim

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu Ta’ala menjelaskan,

“Penggunaan lafal multazim untuk menyebut ‘orang yang baik’ adalah cara yang keliru. Bacalah firman Allah ‘Azza wa Jalla,

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا

‘Sesungguhnya, orang-orang yang mengatakan, ‘Tuhan kami adalah Allah,’ kemudian mereka istiqamah ….’ (QS. Fushshilat:30)

Ataukah di dalamnya digunakan kata iltazamu? Tentu tidak.

Baiklah, silakan baca sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,

قل آمنت بالله ثم استقم

‘Katakanlah, ‘Aku beriman kepada Allah,’ kemudian istiqamahlah!’

Saya harap Saudara-saudara sekalian mengganti kata multazim dengan mustaqim, karena demikianlah (lafal) yang ada dalam Al-Quran dan as-sunnah.

Sebabnya, kata multazim punya makna lain menurut ulama fikih.

Mereka (ulama fikih) berkata ‘multazim‘, maksudnya orang-orang yang berpegang kepada hukum Islam, meski mereka adalah yahudi atau nasrani. Mereka menyebut ahludz dzimmah sebagai ‘multazimin‘. Coba Anda baca buku tentang hukum hudud dalam pembahasan fikih, niscaya Anda temukan bahwa hukum hudud wajib ditegakkan pada orang yang baligh, berakal, multazim, dalam kondisi tahu tentang keharaman hal yang dia langgar. Para ulama fikih berkata, ‘Al-multazim itu mencakup orang muslim, orang yahudi, maupun orang nasrani (ahludz dzimmah).’

Gunakanlah lafal tersebut dan sematkanlah pada orang yang memang pantas. Ubahlah penggunaan kata multazim dengan kata mustaqim, demi mengikuti Al-Quran dan as-sunnah dan demi menjaga penggunaan istilah para ulama fikih dalam buku karya mereka.

*

Sumber: Liqa’ Al-Bab Al-Maftuh, no. 232.

Diterjemahkan oleh Tim Penerjemah WanitaSalihah.Com

Artikel WanitaSalihah.Com

***

قـال الـعــلامـة ابن عـثيـمـين رحـمــه الله تـعــالــى:

الملتزم إطلاقها على الإنسان الطيب ليس صحيحاً، اقرأ قول الله عز وجل: ﴿إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا﴾

[فصلت:30] أم التزموا؟
طيب اقرأ قول النبي صلى الله عليه وسلم: (قل آمنت بالله ثم استقم).

فأرجو من إخواننا أن يبدلوا هذه الكلمة؛ لأن هذا هو الذي جاء في القرآن والسنة.
على أن كلمة ملتزم عند الفقهاء لها معنى آخر،

يقولون: “ملتزم” من التزم أحكام الإسلام ولو كان يهودياً أو نصرانياً, فيسمون أهل الذمة ملتزمين، اقرأ كتاب الحدود في الفقه تجد أنه يجب الحد على كل بالغ عاقل ملتزم عالم بالتحريم، قالوا: والملتزم هو المسلم واليهودي والنصراني (أهل الذمة).

خذها معك وأدها إلى أصحابها، غيِّر (ملتزم) إلى (مستقيم) اتباعاً للقرآن والسنة، واحترازاً مما اصطلح عليه الفقهاء في كتبهم.

[لقاء الباب المفتوح(232)]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.