Hatiku Bergantung Hanya kepada Allah


Setiap orang menginginkan keselamatan, tapi tak semua tau sebab menuju keselamatan. Semua orang ingin menangkal bahaya, tapi tak semua tau bagaimana menghindar darinya.

Kenyataan kita dapati sebagian orang menggunakan batu bertuah, gelang tolak bala, atau benda-benda selainnya sebagai upaya untuk mencari keselamatan atau menolak bala.

”Apa Salahnya, Namanya Juga Usaha”?

Jika ditanya, mereka akan mengatakan ‘Apa salahnya, namanya juga usaha?’. Memang benar kita harus berusaha, tapi ternyata Allah tidak menghalalkan segala cara. Ada hal penting yang perlu kita pahami dalam upaya pengambilan sebab.

Sebab yang ditempuh harus berupa sebab syar’i atau sebab qadari. Sebab syar’i adalah sebab yang ditetapkan dengan nash Al Quran atau hadits. Misalnya membaca ayat kursi  selepas shalat merupakan sebab jaminan Allah sebagaimana diterangkan dalam hadits berikut.

‘Barang siapa membaca ayat kursi setiap selesai shalat wajib, maka ia berada dalam jaminan Allah Ta’ala sampai datang waktu shalat berikutnya.’ (Dinukil dari At Targhib Wa Tarhib dalam kitab Adz dzikir Wad Du’a. Al Hafizh al Mundziri berkata, “Diriwayatkan oleh At Thabrabi dengan isnad hasan”)

Adapun sebab qadari adalah sunnatullah, pengalaman, logika dan penelitian ilmiah itu terbukti sebagai sebab memperoleh hasil. Misalnya belajar merupakan sebab untuk menjadi pintar.

Sebab yang tidak termasuk dalam dua kriteria diatas merupakan sebab yang batil, yang tidak boleh diambil.

Imran bin Husain radhiallahu’anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam melihat seorang laki-laki memakai gelang yang terbuat dari kuningan, kemudian beliau bertanya :

مَا هَذِهِ ؟، قَالَ : مِنَ الْوَاهنة، فَقَالَ : انْزعْهَا فَإِنَّهَا لَا تَزِيْدُكَ إِلَّا وَهْنًا، فَإِنَّكَ لَو مُتَّ وَهِيَ عَلَيْكَ مَا أَفْلَحْتَ أَبَدًا

“Apa ini?”, Laki-laki itu menjawab : “Untuk mengatasi badan lemah.” Maka Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda : “Lepaskan gelang itu, karena sesungguhnya ia tidak akan menambah kecuali kelemahan pada dirimu, dan jika kamu mati sedangkan gelang ini masih ada pada tubuhmu maka kamu tidak akan beruntung selama lamanya.” (Riwayat Ahmad dalam Musnadnya, Ibnu Majah, Hakim dalam Mustadrak, dishahihkan dan disepakati oleh adz-Dzahabi, berkata Syaikh Abdul Qadir al-Arnauth bahwa hadits ini Hasan)

Hatiku Bergantung Hanya kepada Allah

Selain kita berusaha mengambil sebab yang benar, hati kita harus bergantung pada Allah, satu-satunya Dzat yang mampu mendatangkan manfaat dan menolak bahaya.

Allah ta’ala berfirman,

قُلْ أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ أَرَادَنِيَ اللَّهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَاشِفَاتُ ضُرِّهِ أَوْ أَرَادَنِي بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَاتُ رَحْمَتِهِ قُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُونَ

“Katakanlah: Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudhratan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya? Katakanlah: Cukuplah Allah bagiku, kepada-Nya lah bertawakal orang-orang yang berserah diri.” (QS. Az Zumar: 38)

Hati kita tidak boleh bergantung pada sebab yang kita lakukan walaupun sebab itu benar. Tetap kepada Allah lah hati kita bergantung. Barangsiapa yang menyerahkan urusan kepada selain-Nya maka dia akan dihinakan dan tidak akan mendapatkan apa yang diharapkannya. Segala yang dijadikan sandaran untuk mengatasi permasalahan justru akan menjadi sebab kelemahannya kecuali jika yang dijadikan sandaran adalah Allah, satu-satunya Dzat yang menguasai langit dan bumi, kehidupan dan kematian serta keselamatan dan kebinasaan.

Sekuat Apapun Sebab, Allah lah yang Menakdirkan

Sebesar apapun usaha kita, sekuat apapun sebab yang kita tempuh, semuanya kembali kepada Allah. Kita harus meyakini bahwa sekuat apapun sebab, semua ditentukan oleh takdir dari Allah. Bisa jadi hukum sebab akibat itu dibiarkan berjalan sebagaimana biasa dan bisa juga sebaliknya.

وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ وَلَوْ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ

“Ketahuilah sesungguhnya seandainya seluruh manusia bersatu untuk memberimu manfaat, niscaya mereka tidak akan memberi manfaat apa pun kepadamu selain yang telah ditakdirkan Allah untukmu. Dan seandainya mereka bersatu untuk membahayakanmu, niscaya mereka tidak akan membahayakanmu sama sekali kecuali yang telah ditakdirkan Allah atasmu.” (HR. At-Tirmizi)

Beberapa kaedah diatas merupakan hal penting yang perlu kita perhatikan dalam upaya kita mengambil sebab. Jangan sampai karena menginginkan keselamatan di dunia, kita menukarnya dengan keselamatan di akhirat. Sungguh perniagaan yang merugi…

***

Penyusun: Ummu Said
Telah dimuat di Majalah Usroti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.