Ketika Para Ulama Hadis Malu Untuk Mentalqin Abu Zur’ah


menjadi takwa

Abu Ja’far At-Tustari rahimahullah berkata,
“Saya meghadiri Abu Zur’ah Ar-Razi rahimahullah ketika dia sedang dalam sakaratul maut. Disisinya ada Abu Hatim, Muhammad bin Muslim, Mundzir bin Syadzan dan sekelompok ulama lainnya. Mereka menyebut hadis tentang talqin dan hadis,

لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ

Talqinlah orang yang akan meninggal diantara kalian; laailaaha illalllahu.” (HR. Muslim no.916)

Mereka malu untuk metalqin Abu Zur’ah, akhirnya mereka berkata, “Mari kita menyebut hadis ini dengan sanadnya.”
Muhammad bin Muslim berkata, “Menceritakan kepada kami Dhohak bin Makhlad dari Abdul Hamid bin Ja’far dari Shalih.” Lalu beliau tidak meneruskannya.

Lalu Abu Hatim menggantinya, “Menceritakan kepada kami Bundar, menceritakan kepada kami Abu Ashim dari Abdul Hamid bin Ja’far bin Shalih.” Tetapi beliau juga tidak meneruskannya.

Orang-orang lainnya pun terdiam.

Saat itu, Abu Zur’ah rahimahullah yang tengah sakaratul maut berkata, “Menceritakan kepada kami Bundar, menceritakan kepada kami Abu Ashim dari Abdul Hamid bin Ja’far dari Shalih bin Abu ‘Arib dari Katsir bin Murrah Al-Hadzromi dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu’anhu, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلامِهِ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ دخل الْجَنَّةُ

Barangsiapa akhir ucapannya adalah laailaaha illalllah maka dia akan masuk surga.”

Setelah itu, Abu Zur’ah rahimahullah langsung meninggal dunia. Maka rumahpun ramai dengan tangisan manusia yang hadir saat itu. (Tarikh Baghdad, Al-Khathib Al-Baghdadi, 10:335)

***
Sumber: Majalah Al-Furqon Edisi 5 Tahun Ketujuh/ Dzulhijjah 1428H.
Wanitasalihah.Com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.