Kunci Pembuka Hati Suami: Kesampingkanlah Kesalahan Suami


melupakan kesalahan suami

Seorang istri muslimah menyadari bahwa suaminya bukan malaikat, dan ia tak akan pernah berubah menjadi malaikat. Kesadaran ini mengharuskannya mempersiapkan diri untuk dapat menerima kesalahan dan kekeliruan suami, serta tidak terlalu mempermasalahkannya. Berbuat salah sudah menjadi tabiat semua manusia.

Adapun sikap bijak yang diambil bukanlah dengan mengikuti kesalahan-kesalahan suami tersebut, tetapi melalui dua hal.

Pertama, menasihati suami dengan baik apabila terbukti jelas ia berbuat kesalahan dalam kehidupan rumah tangga.

Kedua, tidak mencela dan mencemoohnya bila ia berulang kali melakukan kesalahan yang sulit dihindari tabiatnya. Ini pasti ada dalam kehidupan berumah tangga.

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di mengatakan, “Dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Janganlah seorang mukmin menmbenci seorang mukminah, bila ia tidak menyukai satu perilaku, pasti ia meridhai perilakunya yang lain.” (HR. Muslim), terkandung dua faidah penting:

Pertama, petunjuk berinteraksi dengan istri, kerabat, kawan dan semua orang yang menjalin hubungan komunikasi dengamnu, bahwa seyogyanya engkau meyakini ada aib, kekurangan atau perkara yang kurang engkau senangi pada diri orang yang bersangkutan. Bila engkau benar benar mendapatinya, maka bandingkanlah kekurangan ini dengan apa yang wajib atau seyogyanya engkau lakukan demi menguatkan hubungan dan mempertahankan cinta, yaitu dengan mengingat kebaikan-kebaikannya. Dengan sikap megesampingkan kesalahan-kesalahan dan melihat kebaikan-kebaikan ini, niscaya kebersamaan dan komunikasi tetap terjalin, kebahagiaan pun menjadi lebih sempurna.

Kedua, kesedihan dan kegundahan menjadi sirna, kebahagiaan dan kesinambungan melaksanakan hak-hak yang wajib dan sunnah bertahan awet, serta terwujudlah kenyamanan antara suami dan istri.

Siapa yang tidak memetik petunjuk dari apa yang telah diungkapkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, bahkan malah membalik permasalahan dengan lebih memperhatikan kesalahan dan menutup  mata dari kebaikan, pasti ia dirundung kegundahan. Niscaya akan keruhlah kebeningan cinta antara dirinya dan orang yang berhubungan dengannya, serta terbengkalailah hak-hak yang menjadi kewajiban masing-masing dari keduanya.” (Al-Wasa’ilul Mufidah lil Hayatis Sa’idah, hal 22-23)

Ucapan ini sama-sama berlaku pada suami dan istri. Karenanya, Anda, wahai saudariku muslimah, juga yang dimaksud dalam hadits Nabi shallallahu ’alaihi wasallam di atas, sekaligus yang dimaksudkan agar menutup mata dari kesalahan-kesalahan suamimu, dan tidak menelisik setiap kesalahan yang ia lakukan, meskipun sepele.

Telah diketahui bahwa sikap istri yang tidak mempermasalahkan kekeliruan suami akan memunculkan dalam hati suami perasaan cinta kepadanya dan ketentraman hidup bersamanya. Juga, menjadikan suami mempergauli istri dengan sikap yag sama, tidak njlimet mengoreksi tindak-tanduk dan berbagai kesalahannya.

Jika engkau mendapati aib maka tutuplah kekurangan itu
Sungguh mulia dan luhur orang yang tak memiliki kekurangan

Jika engkau selalu menyalahkan kekasihmu dalam segala perkara
Engkau takkan menemui orang yang tidak engkau cela

Diambil dari buku Suami Shalih Aku Merindukanmu, Syaikh Nada Abu Ahmad, Abul Hasan bin Muhammad Al Faqih, Kiswah Media dengan sedikit pengeditan dari redaksi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.