Mana yang Lebih Baik: Tinggal Serumah dengan Orang Tua untuk Merawat Mereka atau Ngontrak Sendiri? Nasihat Syaikh Muhammad Al Mukhtar Asy Syinqithi hafidzahullah Pertanyaan: Apakah diperbolehkan jika seseorang ingin menikah lalu tinggal sendiri meninggalkan orang tuanya? Jawaban: Jika memungkinkan seseorang tinggal berdekatan dengan kedua orang tuanya dan dengan dugaan kuat akan selamat dari fitnah maka tidak diragukan lagi, ini yang lebih utama dan lebih pantas. Setiap jam ia bisa melihat kedua orangtuanya yang berada di rumahnya, kemudian berbuat baik kepada keduanya. Meskipun hanya menemui mereka dengan ucapan salam maka perbuatan ini telah mencukupi. Jika engkau dekat dengan orang tuamu mereka berdua akan meminta tolong dan membutuhkanmu karena engkau dekat dengan segala sesuatu yang mereka butuhkan. Akan tetapi, jika engkau jauh dari keduanya akan terluput darimu kebaikan yang banyak. Yang harus dijadikan nasehat seseorang tatkala menikah hendaknya ia tinggal berdekatan dengan orang tuanya sebisa mungkin. Jika hal ini sulit baginya atau karena dugaan kuat jika tinggal berdekatan dengan orang tua akan menimbulkan permasalahan bahkan terkadang menjadi sebab munculnya fitnah tatkala kondisi demikian, terkadang menjauh dari orang tua adalah bentuk keselamatan. Menjauh dari orang tanpa memutus hubungan dengan keduanya. Dia bisa memilih waktu tertentu untuk mengunjungi keduanya, memeriksa kondisi mereka, mengucapkan salam kepada keduanya, dan duduk bersamanya. Hal ini karena orangtua memiliki hak yang begitu besar atas anaknya. Wallahu Ta’ala a’lam. — Sumber: Muhadharah Syaikh Muhammad Asy Syinqithy Diterjemahkan oleh Tim Penerjemah WanitaSalihah.Com Artikel WanitaSalihah.Com *** السؤال: إذا أراد الشخص أن يتزوج وأن يسكن بمفرده وترك والديه هل يجوز له ذلك أما ماذا يفعل؟ الجواب: إن أمكن أن يكون الإنسان قريباً من والديه وغلب على ظنه السلامة من الفتن فإنه لا شك أنه أولى وأحرى، فكل ساعة يرى الإنسان فيها والديه فيها بر لهما لو لم يكن في الدخول عليهما إلا السلام لكفى، فإن الوالدين إذا كنت قريباً منهما سألاك واحتاجا إليك، وكنت قريباً من حوائجهما، ولكن إذا ابتعدت عنهما فاتك من البر خير كثير، فالذي يوصى به كل إنسان إذا تزوج أن يكون قريباً من والديه ما أمكن، فإن لم يتيسر له ذلك أو غلب على ظنه أن القرب قد يوقعه في المشاكل أو قد يتسبب في حصول بعض الإحن والفتن، فإنه قد يكون من السلامة أن يبتعد عن والديه، فيبتعد ابتعاداً لا ينقطع عنهما به، فيجعل وقتاً لزيارتهما وتفقد أحوالهما، والسلام عليهما والجلوس معهما، فلهما حق كبير على الإنسان في ذلك، والله تعالى أعلم. من محاضرة ففيهما فجاهد للشيخ محمد الشنقيطي وصلى الله على نبينامحمدوعلى آله واصحابه ومن تبعهم بإحسان الى يوم الدين November 14, 2015 by Redaksi WanitaSalihah.Com 4 comments 15500 viewson Konsultasi Keluarga Share this post Facebook Twitter Google plus Pinterest Linkedin Mail this article Print this article Tags: rumah tangga, tinggal dengan orang tua Next: Amalan Apa Saja yang Sampai Kepada Mayit? (Bagian1) Previous: Kupas Tuntas Kronologi Pembunuhan Husain radhiyallahu ‘anhu
yetti rahmatizar el-huriyah an-nafis 17 December , 2015 at 10:55 am klu orangtua dari pihak istri apakah masih punya hak pada anak wanitanya yg sudah menikah..? Reply
WanitaSalihah.Com 18 December , 2015 at 12:02 pm @ Yetti Tentu saja Ukhti. Orangtua tetaplah orangtua meskipun anaknya telah menikah. Mereka berhak mendapatkan bakti anaknya, mendapatkan kiriman doa anaknya, permohonan ampun dari anak dan semua bentuk perbuatan baik kepada orangtua. Reply
yetti rahmatizar el-huriyah an-nafis 22 December , 2015 at 3:11 pm oewh iya, ya thanks answernya ukhti.. jadi nambah ilmu lagi deh.. :) Reply
Munawaroh 22 April , 2016 at 10:20 am insya Allaah sgt bermanfa’at. syukron ukhti. jazakallaahu khoiron katsiron Reply