Membuka Jilbab Di depan Menantu Laki-laki, Bolehkah? Fatwa Syaikh Muhammad Shalih Al Utsaimin rahimahullah Pertanyaan: Apa hukum seorang ibu membuka jilbabnya di hadapan menantu laki-lakinya? Jawaban: Diperbolehkan bagi seorang ibu (dari pihak istri) membuka jilbabnya di hadapan menantu laki-lakinya. Akan tetapi hukumnya bukan wajib. Bedakanlah antara “boleh” dengan”wajib. Jika dia seorang wanita pemalu lalu menutup wajahnya karena merasa malu (kepada menantunya) maka perbuatan ini tidaklah dibeci secara syariat dan tidaklah mengapa dilakukan. (Silsilah AlbLiqa’ Asy Syahri 11) Sumber: Tathbiiq Fatawa Ibn Utsaimin Lianduruwid Diterjemahkan oleh Tim Penerjemah Wanitasalihah.com Simak versi audio berikut: http://zadgroup.net/bnothemen/upload/ftawamp3/mm_011_12.mp3 السؤال: ما حكم احتجاب أم الزوجة عن زوج ابنتها؟ الجواب: أم الزوجة حلالٌ لها أن تكشف لزوج ابنتها، لكن ليس واجباً عليها أن تكشف، وفرق بين أن نقول: حلال. وبين أن نقول: واجب، فإذا كانت امرأة خجولاً، وغطت وجهها حياءً وخجلاً لا كرهاً للشرع فلا حرج عليها. November 8, 2015 by WanitaSalihah.Com 2 comments 8283 viewson Fiqih Share this post Facebook Twitter Google plus Pinterest Linkedin Mail this article Print this article Tags: Ibu mertua buka jilbab didepan menantu, Ibu mertua mahram bagi menantu laki-laki Next: Manakah yang Utama Ucapan Syukran atau Jazaakillahu khairan? Previous: Anakku, Ingatlah Selalu Pesan Nabimu…
sugiarti 8 November , 2015 at 8:49 pm بسم اللّه السلام عليكم ورحمةاللّه وبركاته Ustadzah,maaf saya mau tanya Bagaimana membayar kafarot orang yg berpuasa nadzar tetapi belum sempat mlkukan puasa nadzar…kjdiannya sdh lama bget.dlu wktu mau kelulusan sekolah SMA ana bernadzar klo lulus ingin puasa slma 3 hri berturut2.qodarulloh ana hnya puasa 2 hri…tpi puasa ini sbnrya bukan niat dri hati ana sdry..dlu ikut2 an temen gtu. gmn cara menebus nya,, Apakah dg berpuasa sesuai nadzar yg dlu ana ucapkan,atau dg memberi makan kpda fakir miskin atau gmn yaaah…. Mohon nasehat&pencerahannya,ustadzah Jazakillohu khairan Reply
WanitaSalihah.Com 9 November , 2015 at 11:01 am @Sugiarti وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته Para ulama berbeda-beda pendapat tentang hukum orang yang mengakhirkan puasa nadzar dari waktu yang telah ia tentukan. Pendapat yang kuat mengatakan dia wajib qadha dan tidak ada kewajiban bayar kaffarah. Ini merupakan pendapat Malikiyyah dan Syafi’iyyah. Jika dia mengakhirkan puasa nadzar tersebut karena udzur seperti safar atau sakit maka tidak ada dosa baginya. Sebaliknya jika tidak ada udzur maka baginya dosa. Kesimpulannya: Silakan Ukhti ganti puasa satu hari yang terlewatkan tersebut lalu bertaubat kepada Allah. إن الله غفور رحيم Allahua’lam. Reply