Menurut Syiah, Orang Mati Bisa Hidup Kembali


Kesesatan Syiah

Salah satu keyakinan Syiah, mereka meyakini orang yang sudah mati bisa hidup kembali ke dunia. Seperti yang dijelaskan oleh Al Kulaini, perawi hadits versi Syiah dalam kitabnya Al Kaafi, salah satu kitab induk yang menjadi acuan agama Syiah.

Namun, sebelum melangkah lebih jauh membahas tentang kesalahan keyakinan tersebut, ada baiknya kita fahami terlebih dahulu bahwa apa yang mereka riwayatkan dari para imam yang mereka klaim sebagai imam syiah adalah bentuk kedustaan atas nama para imam. Hadits yang mereka riwayatkan seperti halnya dalam kitab Al Kaafi adalah kedustaan, alias hadits palsu yang mereka buat-buat. Syaikh Ustman bin Muhammad Al Khamiis mengatakan,

وقبل أن الخوض في روايات الكليني في الكافي، أنبه على أمر مهم جدًا: أن جميع هذه الروايات التي أذكرها هي كذب على هؤلاء الأئمة، فنحن ننزه علي بن أبي طالب والحسن والحسين وعلي بن الحسن وجعفر ومحمد وموسى وعلي ومحمد الجواد وكل هؤلاء.
نحن ننزههم من هذه الأكاذيب وندين الله بأن هذا كذب عليهم ، وأنهم لم يقولوا مثل هذا الكلام لكن القصد أن هذا هو الموجود في كتب الشيعة

“Sebelum kita menyelami riwayat-riwayat hadits dari Al Kulaini yang tercantum dalam Al Kaafi maka perlu saya tegaskan perkara yang sangat penting, bahwa seluruh riwayat yang terdapat dalam Al Kaafi seeperti yang aku sebutkan sebelumnya merupakan kedustaan atas nama para imam. Adapun kami (ahlu sunnah) kami jauhkan para imam dari kedustaan ini. Para Imam tersebut adalah Ali bin Abi Thalib,Al Hasan, Al Husain,Ali bin Hasan,Jafar, Muhammad,Musa, Ali, Muhammad Al Jawwad. Dan kami hanya menghinakan diri kepada Allah, sungguh hadits riwayat syiah adalah kedustaan atas nama mereka. Mereka (para imam) tidak mungkin bicara seperti ini namun ucapan-ucapan yang disandarkan kepada mereka tercantum di dalam kitab-kitab syiah .”

Syiah Meyakini Orang Mati Bisa Hidup Kembali

Dalam Al-Kaafi (kitab induk rujukan Syiah) disebutkan,

روى الكليني في الكافي عن على -رضي الله عنه- أنه قال : “ولقد أعطيت السنة علم المنايا والبلايا والوصايا وفصل الخطاب وإني لصاحب الكرات ودوله الدول وإني لصاحب العصا والميتمي والدابة التي تكلم الناس” هذا في الكافي الجزء الأول صفحة 198 قال محقق الكتاب على أكبر الغفاري: الكرات، أي الرجعات إلى الدنيا.

“Diriwayatkan oleh Al Kulaini dari Ali radhiallahu’anhu, bahwa Ali radhiallahu’anhu pernah berkata, “Sungguh Aku telah diberi Sunnah, ilmu tentang kematian, tentang bencana, tentang wasiat(*) dan fashlul khithaab (mengadili suatu perkara atau kemampuan membedakan antara dua perkara) dan akulah sebenarnya yang memilik al-Karrat, pemegang kekuasaan. Dan akulah pemilik tongkat, pemilik panti anak-anak yatim serta pemilik binatang melata yang bisa bicara dengan manusia.” (Al Kaafi, Juz 1 Hal 198)

Pentahqiq kitab Akbarul Ghaffari berkata, “al-Karrat adalah kembalinya seseorang ke dunia (setelah kematiannya).”

Didalam kitab sama disebutkan,

فيروي الكليني في الكافي عن جعفر بن محمد الذي هو الصادق رضي الله عنه، أنه قال “إن الله قال للملائكة الزموا قبر الحسين حتى تروه قد خرج فانصروه وأبكوا عليه وعلى ما فاتكم من نصرته فإنكم قد خصصتم بنصره والبكاء عليه ثم ماذا يقول فبكت الملائكة تعديا وحزنا على ما فاتهم على نصرته ، إذًا سيعود إلى الدنيا مرة ثانية، فإذا خرج يكونون من أنصاره وذلك عند خروج المهدي المنتظر. فإنهم يروون أيضا أنهم إذا خرج المهدي المنتظر خرج معه جميع الأئمة السابقين هذه الرواية أخرجها الكليني في الكافي الجزء الأول صفحة 284 .

Al Kulaini meriwayatkan dari Ja’far bin Muhammad yang memiliki gelar Ash Shadiq radhiallahu’anhu beliau berkata, “Allah Ta’ala memerintahkan para malaikat, ‘Tetaplah berada di kuburan Al Husain sampai kalian melihatnya telah keluar. Jika ia telah keluar dari kuburannya tolonglah ia. Maka para malaikat menangisi Husain karena mereka merasa tidak bisa menolongnya selama ini. Allah berfiman, ‘Kalian telah memuliakannya karena pertolongan dan tangisan kalian padanya. Lalu apa yang selanjutnya ia (Ja’far) katakan? Maka para malikat menangis tersesu-sedu dengan kesedihan yang teramat sangat karena merasa tak mampu memberi pertolongan kepada Husain. Dengan demikian kelak Husain akan kembali hidup kedua kalinya di dunia. Maka tatkala Husain bangkit dari kuburnya para malaikatpun menjadi penolongnya. Saat itulah Imam Mahdi yang ditunggu pun akan keluar. Para malaikat akan melihat pula imam-imam terdahulu ikut bangkit dari kubur bersama-sama Imam Mahdi. (Al Kaafi1/284)

Kesalahan Aqidah Syiah

Allahu Akbar!

Inilah kenyataannya,agama mereka penuh dengan dusta. Keyakinan mereka lebih jelek daripada keyakinan agama musyrik lain. Jika dalam ajaran budha diyakini orang mati bisa terlahir kembali didunia dengan jiwa yang sama namun berbeda raga maka dalam ajaran syiah lebih parah kesesatannya, orang yang mati bisa hidup kembali didunia dengan jiwa dan raga yang sama .

Saudaraku seiman dan seakidah, keyakinan syiah ini sangat bertentangan dengan aqidah Islam yang haniif, Islam yang suci. Allah Ta’ala telah membantah dapat kembalinya seseorang ke dunia setelah kematiannya. Dalam kitab-Nya yang mulia, Allah Ta’ala berfirman,

حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُون لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّا ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا ۖ وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ

” (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia),agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al Mu’minuun: 99-100)

Al Imam Ibnu Katsir mengatakan, “Allah Ta’ala menyebutkan, tatkala kematian mendatangi orang-orang kafir, mereka meminta agar dikembalikan kedunia (untuk beramal shalih)akan tetapi permintaan mereka itu tidak dikabulkan. Dan hari dikembalikannya manusia adalah hari dimana mereka semua akan berdiri dihadapan Al Jabbaar (Dzat yang maha Perkasa). (Tafsir Ibni Katsir)

Keinginan orang kafir untuk kembali ke dunia hanyalah tinggal keinginan. Orang yang sudah mati tidak akan kembali lagi ke dunia hingga Allah bangkitkan kelak di hari kebangkitan, yaitu hari berkumpulnya seluruh manusia dari Adam hingga manusia terakhir. Mereka semua akan digiring di padang Mahsyar, berdiri dihapan Rabb semesta alam untuk menjalani perhitungan amal. Inilah keyakinan yang benar. Allah Ta’ala pemilik kerajaan langit dan bumi yang mengkhabarkannya melalui lisan Nabi yang mulia shallallahu’alaihi wasallam.

Allah telah mendustakan keyakinan Syiah tersebut, dan kini kita berada diantara dua pilihan. Membenarkan perkataan Allah dan meyakini sesatnya keyakinan Syiah. Atau meyakini aqidah Syiah dan mendustakan Al Quran.

Al Mujaddid Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata tentang keyakinan roj’ah (kembali kedunia setelah mati) ,

فانظر أيها المؤمن إلى سخافة رأي هؤلاء الأغبياء، يختلقون ما يرده بديهة العقل، وصراحة النقل. وقولهم هذا مستلزم تكذيب ما ثبت قطعاً في الآيات والأحاديث: من عدم رجوع الموتى إلى الدنيا فالمجادلة مع هؤلاء الحمر تُضَيّع الوقت. لو كان لهم عقل لما تكلموا أي شئ يجعلهم مسخرة للصبيان ويمج كلامهم أسماع أهل الإيقان. لكن الله سلب عقولهم، وخذلهم في الوقيعة في خلص أوليائه لشقـاوة سبقت لهم

“Lihatlah wahai orang beriman betapa jahilnya pikiran orang-orang dungu ini. Mereka mengada-adakan sesuatu yang berlawanan dengan akal waras dan ditolak oleh dalil yang jelas. Konsekuensi dari ucapan mereka ini adalah mendustakan ayat-ayat Al Qur’an yang qath’i dan hadits-hadits Nabi yang shahih. Siapa saja yang bodoh karena menyangka akan kembali kedunia setelah kematiannya maka berbantah-bantahan dengan keledai semacam mereka hanya akan membuang-buang waktu. Meskipun mereka punya akal namun setiap mereka bicara apa saja pasti akan membuat geli anak-anak kecil. Orang-orang yang kuat keimanannya akan jijik mendengar ucapan mereka. Karena Allah telah menutup akal mereka dan membiarkan mereka (dalam kesesatan) seperti keadaan sekarang ini. Mereka saling tolong menolong dengan wali-walinya untuk kebinasaan sebagaimana yang terjadi sebelumnya.” (Risalah fir Raddi ala Raafidah, hal 32)

Ya Allah….selamatkanlah kami dan keturunan kami dari segala keburukan fitnah hidup dan mati.

(*) Baca Artikel Benarkah Rasulullah Measiatkan Urusan Kekhalifahan kepada Ali?

Referensi:

Penulis: Ummu Fatimah
Muraja’ah: Ustadz Ammi Nur Baits

Artikel WanitaSalihah.Com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.