Sebab Percekcokan dan Perceraian Suami Istri Serta Solusinya


Nasehat Al-Allamah Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah

Diantara perkara terpenting yang menjadi sebab munculnya banyak kejelekan diantara pasangan sumai istri di jaman ini dipicu dengan banyak alasan. Antara satu rumah berbeda dengan rumah yang lain.

Contohnya suami banyak begadang hingga tidak pulang ke rumah kecuali di akhir malam, bahkan di waktu subuh.
Ia tinggalkan si istri seorang diri atau bersama anak-anaknya, atau si istri sendirian tanpa kehadiran anak.

Suami pulang ke rumah istri dalam keadaan lelah dan lemas karena kegiatan yang ia lakukan semalam suntuk.
Begadang dengan suatu urusan yang hanya Allah ketahui.
Entah dalam urusan maksiat, keburukan dan mabuk-mabukan atau melakukan selain itu. Ia pulang ke rumah dalam kondisi capek lalu ia melemparkan dirinya (ke ranjang tidur), menyia-nyiakan shalat, menyia-nyiakan hak istri sehingga ia mengambil kesempatan dari tidur ayam nya itu.

Maksudnya, perbuatan semacam ini sangat berbahaya, terjadi pada kebanyakan rumah tangga masyarakat sekarang. Inilah sebab terbesar seorang istri membenci dan marah kepada sumainya. Inilah sebab terbesar terjadi percekcokan dan perceraian.

Demikian pula dari pihak istri; keluar rumah, menyia-nyiakan kewajiban rumah tangga dan anak-anaknya, pergi ke pasar, main ke tetangga, pergi kesana dan kemari, tidak peduli lagi dengan tugasnya. Ini juga merupakan sebab kerusakan, perceraian dan perselisihan.

Ringkasnya,
Yang menjadi kewajiban masing-masing hendaknya mereka berdua bertakwa kepada Allah, hendaknya keduanya mendekat kepada Allah, saling memberi nasehat satu dengan yang lain, saling membantu dalam kebaikan dan ketakwaan. Hendaknya keduanya saling melaksakana tugas dan memenuhi hak pasangannya.

Suami memuliakan istri, berbuat baik kepadanya, berlemah-lembut,menunaikan haknya tanpa berlebihan dan kelalaian.
Demikian pula istri melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya.

Niscaya Allah Azza wa Jalla akan menolong keduanya jika mereka tulus dalam menjalankan semuanya, benar-benar menghendaki kebaikan dan ikhlas karena Allah.

Pastilah Allah menolong keduanya dan memudahkan urusan kehidupan rumah tangga keduanya.

Adapun jika salah satu pasangan tidak peduli lagi kecuali terhadap haknya, tidak mau tahu kecuali terhadap kemaslahatan diri dan tidak memperhatikan kemaslahatan pasangannya maka inilah sejatinya jalan menuju percekcokan yang sempurna, perselisihan yang tiada henti dan berakhir dengan perceraian.(Majmu’Fatawa Bin Baz, 21:213)

***
Diterjemahkan oleh Tim Penerjemah Wanitasalihah.com
Artikel wanitasalihah.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.