Antara Awan dan Persahabatan Teman, pandanglah langit yang biru. Di sana awan berarak beriringan. Meneduhkan bumi agar tak berpenuh peluh karena sengatan mentari. Pepatah Arab mengungkapkan persahabatan dengan sepotong kalimat ringkas, اَلصَّاحِبُ سَاحِبٌ “Teman itu menarik.” Ash-shaahib saahib. Teman itu menarik, punya kekuatan mempengaruhi kawannya. Dalam bahasa Arab, awan adalah sahaab (سحاب), sedangkan sesuatu/seseorang yang menarik disebut saahib (ساحب). Keduanya berasal dari akar kata yang sama, yaitu sahaba – yashabu – sahban ( سحب – يسحب – سحبا ). Antara teman dan awan. Antara teman dan persahabatan. Setelah puas memandang langit, mari amati diri kita. Adakah kita tengah berjalan beriringan dengan teman-teman yang baik? Adakah masa lalu telah mengajarkan kita ruginya bersahabat dengan teman yang buruk? Akankah masa depan kita pertaruhkan demi pertemanan yang dibangun di atas kesenangan yang semu? مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة “Permisalan teman akrab yang shalih dan buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Adapun penjual minyak wangi, bisa jadi ia akan memberimu minyak wangi, atau kamu akan membeli darinya atau kamu akan mendapat bau harum darinya. Adapun pandai besi, bisa jadi ia akan membuat pakaianmu terbakar, atau kamu akan mendapat bau yang tidak sedap darinya.” (HR. Bukhari, no. 2101; Muslim, no. 2628) Sekarang, mari kita cari tahu, bagaimana membedakan teman yang baik dan teman yang buruk. Ingatkah kita dengan kisah para shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam? Dengan siapakah mereka menautkan hati? Kepada siapakah rindu mereka tertuju? Bersama siapakah mereka lalui senyum dan tangis ketakwaan? Tiada lain, bersama sang manusia terpilih, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Andai kita diminta memilih teman terbaik, tentu kita pun ingin menjadi shahabat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Namun bila harapan itu belum bisa terwujud, orang-orang shalih dan shalihah di sekitar kita adalah jawabannya. Mendekatlah ke tempat teman-teman terbaik itu berkumpul. Di mana? Di masjid, tempat mereka mendekatkan jiwa mereka ke warisan ilmu agama para nabi. Di bilik-bilik rumah, tempat mereka bersujud diam-diam dan mengadu kepada Rabb yang Maha Mendengar. Di halaqah penghafal Al-Quran, tempat mereka meresapkan sedikit demi sedikit isi kitabullah dalam dada mereka. Jangan cari mereka di keramaian tempat orang menyanyi berjingkrak-jingkrak. Bukan pula di etalase toko dengan maneken berpakaian super minimalis. Apalagi di tempat kongkow gelap berlampu diskotik. Terlebih lagi bagi para gadis, para muslimah, para calon ibu. Memilih teman yang baik selagi muda adalah jalan menuju surga. Teman yang baik akan menggandengmu dalam persahabatan penuh berkah. Ia ajari kebaikan, ia tularkan aroma wangi. Teman yang baik akan mengingatkanmu untuk mempersiapkan hari esok. Ia ingatkan dirimu tentang sosok istri salihah, ia ingatkan dirimu tentang sosok ibu teladan. Kita mungkin saja mengenal banyak orang. Mengingat wajahnya atau namanya. Tapi di hati, hanya ada sahabat-sahabat sejati. Teruntuk para gadis, para muslimah, para calon ibu. Berjalanlah beriringan dengan teman-teman salihah, yang putih seperti awan, di langit biru yang begitu bersih. Kita belajar dari masa lalu. Kita jalani hari ini. Kita persiapkan masa depan. Di jalan Allah, Sesuai tuntunan Rasulullah, Bersama pemahaman para salaful ummah. Semoga Allah kumpulkan kita di surga-Nya, bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, para shahabatnya, dan orang-orang yang bertakwa. *** Penyusun: Athirah Mustadjab (Ummu Asiyah) Muraja’ah: Ustadz Ammi Nur Baits Artikel WanitaSalihah.Com May 12, 2015 by Redaksi WanitaSalihah.Com 3 comments 10111 viewson Jalan Hidup Share this post Facebook Twitter Google plus Pinterest Linkedin Mail this article Print this article Tags: pengaruh teman dan lingkungan, persahabatan karena Allah, sahabat baik, sahabat sejati, teman yang baik, teman yang buruk Next: Bukan Leluhur tapi Setan yang Merasukinya Previous: 10 Untaian Nasihat Fudhail bin ‘Iyadh
Ummu Usamah 23 April , 2023 at 9:49 pm MasyaAllah, Jazaakunnallaahu khayraa wa baarakallahu fiikum. Reply