Pantas Saja Beliau Shalallahu ‘alaihi wa Sallam Begitu Dermawan


Kedermawanan Nabi Muhammad

Syaikh Abdul Muhsin Al Qasim ketika mensyarah Ushul Tsalatsah berkata tentang Nasab Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, bahwasanya beliau adalah anak dari Abdullah. Beliau shallaallahu alaihi wasallam belum pernah melihat bapaknya. Abdullah meninggal ketika Nabi shallallahu alaihi wasallam berada di perut ibunya. Karena itu Allah Ta’ala berfirman,

أَلَمۡ يَجِدۡكَ يَتِيمٗا فَـَٔاوَىٰ

“Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu).” (QS. Adh-Dhuha: 6)

Kakek Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah Abdul Muththalib. Nama aslinya Syaibah dan julukannya adalah Syaibah Alhamd.

Nama Abdul Muththalib asalnya adalah sifat, lalu dijadikan nama panggilan. Berasal dari kata Abdun lil Muththalib (budak milik Muththalib).

Beliau lahir di Madinah dan di bawah pengasuhan paman-paman dari jalur ibunya. Lalu datanglah paman beliau dari negeri Syam memgambil beliau dan membawanya ke Makkah. Maka penduduk Makkah pun mengira bahwa beliau adalah budak milik Muththalib dan akhirnya mereka memanggilnya Abdun lil Muththalib.

Muththalib adalah pembesar di kalangan kaum Quraisy yang juga dermawan. Sampai dikatakan bahwa beliau ini memberikan makan hingga anjing-anjing di gunung.

Nasab selanjutnya Abdul Muththalib adalah anak Hasyim. Dinamai Hasyim karena beliau yahsyimu atstsariid yang berarti orang yang suka menumbuk roti hingga menjadi bubur. Hasyim adalah orang yang suka menyediakan makanan berupa tsaarid di hari-hari ketika orang-orang kelaparan. Beliau sendiri (Al Hasyim) adalah seorang yang terkenal dermawan.

Sementara Nabi shalallahu’alaihi wasallam juga orang yang dermawan. Beliau berasal dari keturunan orang-orang yang dermawan.

Sifat Kedermawanan itu muncul dari jiwa yang bersih sehingga ada ungkapan:

إن الحسود ليس كريما

“Orang yang pendengki bukanlah orang yang dermawan.”

Jika engkau melihat ada orang yang dermawan, maka itu adalah tanda bersih dan selamat nya apa yang ada di dadanya dan juga menunjukkan bahwa dia adalah seorang yang penyayang sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Katsir rahimahullah.

Penulis kitab Ustsul Tsalatsah melanjutkan bahwasanya ‘Hasyim adalah termasuk Kabilah Quraisy’ dan ia (Quraisy) adalah kabilah/suku termulia dan yang paling tinggi kedudukkannya karena nasabnya bersambung keapda Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam.

***

Sumber: Syarh Ushulu Tsalasah wa Adillatiha – Dr Abdul Muhsin ibn Muhammad Al Qassim hafidzahullahu ta’aala
Disusun oleh Redaksi WanitaSalihah.Com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.