Anakku… Selamatkan Dirimu dari Teman yang Buruk


Pengaruh Teman yang Buruk

Ketahuilah anakku, bahwa seorang sahabat itu punya daya kait,.dan teman dekat itu akan bersama teman dekatnya, serta kehidupan manusia itu berkelompok-kelompok seperti kawanan-kawanan burung. Burung merpati bersama burung merpati, burung gagak bersama burung gagak, ayam jantan dengan ayam jantan, burung kecil dengan burung kecil pun burung besar akan berkumpul dengan burung besar juga.Semua berkumpul dengan kawanannya. Burung-burung akan berkumpul bersama kawanannya masing-masing.

Dan engkau wahai anakku!

Jika tidak memilih teman yang baik dan bertakwa, maka temanmu yang buruk akan datang pada hari Akhir sebagai seorang musuh. Renungkan apa yang Allah ta’ala firmankan,

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ

“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf: 67)

وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ ۚ وَإِمَّا يُنْسِيَنَّكَ الشَّيْطَانُ فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرَىٰ مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ

“Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika setan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zhalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).” (QS. Al-Anaam: 68)

Wahai anakku!

Janganlah engkau bersahabat dengan seseorang yang selalu memutuskan hubungan silaturahmi karena dia adalah orang yang terlaknat.

فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ

أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَىٰ أَبْصَارَهُمْ .

“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.” (QS. Muhammad :22-23)

Wahai anakku,

Janganlah engkau bersahabat dengan seseorang yang durhaka kepada kedua orang tuanya. Karena durhaka kepada orang tua termasuk dosa besar.

Wahai anakku,

Janganlah engkau berteman dengan orang yang merokok atau orang-orang yang biasa mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Mereka adalah orang-orang yang berbahaya dan selalu melakukan kerusakan.

Wahai anakku,

Janganlah engkau berteman dengan orang-orang yang selalu mencuri harta orang lain, melakukan kemunkaran, dan melakukan perbuatan-perbuatan yang diharamkan.

Wahai anakku,

Janganlah engkau berteman dengan orang-orang yang suka berdusta dan menzhalimi orang lain.

Jauhilah dan terus jauhilah olehmu wahai anakku, akan teman yang jahat. Dia itu hakikatnya adalah penyakit, kebinasaan dan bencana besar, ingin menceraiberaikan keteguhan iman, mengoyak kekokohan akhlak dan melemahkan hati serta keperwiraan jiwa (rasa malu).

Simaklah cerita tentang orang yang selamat dari teman yang buruk. Yakni ketika keduanya dipisahkan, maka yang selamat berada dalam jannah. Sedangkan temannya sengsara di naar. Setelah mencarinya lantas diapun berhasil menemukannya bahkan sebelumnya dia sempat bercerita kepada sahabat-sahabat dan keluarganya di jannah tentang bekas sahabat buruknya tersebut. Dengarlah ketika dia berucap:

أَئِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَاباً وَعِظَاماً أَئِنَّا لَمَدِينُونَ. يَقُولُ أَئِنَّكَ لَمِنْ الْمُصَدِّقِينَ. إِنِّي كَانَ لِي قَرِينٌ …

“Sesungguhnya aku dahulu di dunia mempunyai seorang teman, yang berkata, “Apakah kamu sungguh-sungguh termasuk orang-orang yang membenarkan hari berbangkit?Apakah bila kita telah mati dan menjadi tanah dan tulang belulang apakah kita sesungguhnya benar-benar akan dibangkitkan untuk diberi pembalasan?”  (QS. Ash-Shaffaat: 51-53)

Tiba-tiba ada yang menyeru ketika mereka masih membicarakan hal itu,

وَلَوْلَا نِعْمَةُ رَبِّي لَكُنتُ مِنَ الْمُحْضَرِينَ. قَالَ تَاللَّهِ إِنْ كِدتَّ لَتُرْدِينِ. فَاطَّلَعَ فَرَآهُ فِي سَوَاء الْجَحِيمِ. قَالَ هَلْ أَنتُم مُّطَّلِعُونَ

“Berkata pulalah ia, ”Maukah kamu meninjau temanmu itu? Maka ia meninjaunya lalu dia melihat temannya itu ditengah-tengah neraka menyala-nyala. Ia berkata pula,” Demi Allah, sesungguhnya kamu benar-benar hampir mencelakakanku, jikalau tidak karena kenikmatan Rabb-ku pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret ke neraka.” (QS. Ash-Shaffaat: 54-57)

Duhai anakku…

Betapa bahagianya ia ketika itu, tatkala ia selamat. Oleh karena itu, selamatkanlah dirimu dari pengaruh teman yang buruk layaknya engkau lari dari kejaran macan.

Ingatlah selalu bahwa seseorang akan bersama orang yang ia cintai ketika dikumpulkan (untuk hisab) dan disatukan (ditempat akhirnya, jannah atau neraka).

***

 

WanitaSalihah.Com

 

Maraji’:

Anakku! Sudah Tepatkah Pendidikannya? Karya Mushthofa Al-‘Adawi ,Penerbit Pustaka Ibnu Katsir (Judul asli, Fiqh Tarbiyatil Abnaa’ Wa Thaa-ifatun min Nashaa-ihil Athibbaa’)

Bagai Menggenggam Bara Api, Karya Muhibbudin Abi Shuhaib an-Nashiri al-Atsari, Penerbit At-Tibyan-Solo (Judul asli, Anta Ayyuhal Qaadim ‘Alal Jamr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.