Mengolok-Olok Sunnah Bersiwak, Akhirnya Mati dalam Keadaan Sangat Tragis


mencela al quran

Ibnu Khalakan mengisahkan tentang sebuah nukilan yang diambilnya dari catatan Syaikh Quthbuddin Al-Yunani.

Beliau (Syaikh Quthbuddin) menuturkan,

“Kami mendengar sebuah kisah tentang seorang lelaki yang biasa dipanggil ‘Abu Salamah’; tinggalnya di daerah Bashra. Dia suka bergurau dan melontarkan ejekan.

Suatu ketika, di dekatnya ada orang yang bicara tentang siwak beserta keutamaan bersiwak. Abu Salamah ini mengomentari, ‘Demi Allah, aku ini kalau bersiwak cuma di duburku.’ Kemudian dia mengambil sebatang siwak. Dia masukkan siwak itu ke dalam duburnya, lalu dikeluarkannya kembali.

Selang sembilan bulan setelah kejadian itu, dia mengeluhkan sakit di perut dan duburnya. Kemudian dia melahirkan seorang anak yang ciri fisiknya seperti tikus mondok (yang ukurannya besar dan pendek). ‘Anak’-nya itu berkaki empat, kepalanya menyerupai kepala ikan, punya empat taring, ekornya sepanjang satu jengkal, berjari empat, dan duburnya seperti dubur kelinci.

Sewaktu ia melahirkan, si anak berwujud hewan itu mencicit keras sebanyak tiga kali. Gara-gara itu, anak perempuan Abu Salamah berdiri lalu memecahkan kepala si anak hewan (yang baru saja dilahirkan oleh ayahnya). Kemudian, hewan itu pun mati.

Abu Salamah tetap bertahan hidup selama dua hari pasca melahirkan. Pada hari ketiga, ia meninggal. (Sebelum ajalnya), dia bercerita, ‘Hewan itu telah membunuhku dan memotong ususku!’

Peristiwa tragis itu disaksikan oleh penduduk Bashra, baik warga umum maupun para juru pidato*. Ada di antara mereka yang melihat sendiri hewan itu ketika ia masih hidup. Ada pula yang melihatnya setelah hewan itu mati terbunuh.”

Sumber: Al-Bidayah wan Nihayah, Al-Imam Ibnu Katsir.
Penerjemah: Tim Penerjemah WanitaSalihah.Com

Muraja’ah: Ustadz Ammi Nur Baits

**

(*) Catatan redaksi:

  1. Istihza’ bid din (mengolok-olok syariat Islam) bukan perkara sepele. Mengolok-olok syariat Islam merupakan perbuatan haram.
  2. Istihza’ bid din bisa menyebabkan kekufuran. Oleh karena itu, hendaklah setiap muslim berusaha menghindarinya.
  3. Contoh komentar “sepele” yang sudah termasuk istihza’ bid din (mengolok-olok syariat Allah): orang berjenggot seperti kambing, orang berjilbab ketinggalan zaman, muslimah bercadar mirip seperti ninja, celana lelaki muslim yang di atas mata kaki adalah gaya orang kebanjiran, atau tidak pacaran berarti tidak gaul.
  4. Bersiwak merupakan salah satu tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaih wa sallam. Terdapat hadits-hadits shahih yang menunjukkan keutamaannya, misalnya: keutamaan bersiwak sebelum shalat.
  5. Zaman dahulu, penceramah (juru pidato) adalah orang berstrata sosial tinggi di tengah masyarakat. Alasannya, melalui lisan mereka, suatu perkara dan peristiwa baik bisa disebarkan ke banyak orang. Demikian pula dengan perkara dan peristiwa buruk.

**

Artikel WanitaSalihah.Com

One comment
  1. attasalma

    2 August , 2015 at 10:56 am

    astaghfirullah…innalillahi wa inna ilaihi rooji’un….

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.