Yang Paling Berbahagia di Bulan Ramadhan


Nasehat Fadhilatusy Syaikh Muhammad Mukhtar Asy Syinqithiy hafidzahullah

Bulan Ramadhan merupakan madrasah diantara madrasah-madrasah teragung.
Di dalam ibadah puasa terdapat dua perkara besar. Tidaklah dua perkara ini terkumpul pada hati seorang hamba melainkan ia seorang penduduk surga.

Pertama: Ikhlas
Pokok agama yang paling mendasar.
Kedua: Sabar
Satu-atunya jalan menggapai derajat tinggi di surga Allah.

Puasa terbedakan (dengan ibadah yang lain) karena dua perkara ini.

Puasa memberi nutrisi hati seorang hamba untuk ikhlas demi menginginkan wajah Allah semata.

Manusia paling bahagia di dunia ini, mereka yang hatinya bergantung kepada Allah
Manusia paling bahagia di dunia ini, mereka yang hatinya terpaut untuk mengagungkan Allah dan merasa diawasi olehNya.
Manusia paling bahagia di dunia, mereka di saat pagi dan sore perkataan dan perbuatannya hanya karena Allah.

Ikhlas..
Karenanya Allah menurunkan kitab-kitabNya.
Karenanya Allah mengutus Rasul-rasulNya.

Ikhlas adalah mengharap wajah Allah subhanahu wata’ala,
Tiap detik dan masa yang kita lalui saat bulan puasa seluruhnya untuk mengumpulkan keikhlasan dalam hati.

Allah memberi isyarat akan hal ini dalam hadis qudsi,

كل عمل ابن آدم له إلا الصوم فإنه لي وأنا أجزي به

“Seluruh amal anak adam untuknya kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untukKu. Aku yang akan membalasnya.” (HR. Bukhari no.1761 dan Muslim no.1946)

Seorang hamba mukmin yang shalih sepatutnya menasehati dirinya bahwa puasa yang ia jalani sesuatu yang diinginkan oleh Allah. Agar ia menjadi hamba Allah bukan hamba selain Allah.

Karena Islam adalah berserah diri kepada Allah semata, tunduk dengan ketaatan serta berlepas diri dari kesyirikan dan penyembahan berhala.
Allah keluarkan puasa untuk para hambaNya. Dengan tujuan agar seorang hamba menjadi ikhlas dan inabah kepada Allah.

Ikhlas adalah asas agama yang paling agung.
Hendaknya seseorang bertanya pada dirinya ketika puasa, bicara dan bermuamalah dengan manusia dan seluruh perbuatannya.
Apakah dia inginkan wajah Allah dengan perbuatan tersebut?  Ataukah menginginkan apa yang disisi manusia? Apakah ia inginkan pujian,  sanjungan, sum’ah?

Seorang mukmin sepantasnya menjadikan puasa sebagai timbangan seluruh kalimat yang ia ucapkan.
Karena itulah dahulu para salafushshalih tatkala ingin bicara sesuatu ia perhatikan isi  hatinya terlebih dahulu.
Apakah ia inginkan pujian manusia ataukah ia inginkan Allah, Rabb surga dan manusia.

Ketahuilah sungguh ada satu hari milik Allah.
Saat itulah hari paling akhir,
Hari terbesar,
Sebelum manusia masuk ke dalam surga, kampung keselamatan.

Ketahuilah sungguh ada satu hari milik Allah.
Tidak akan bermanfaat bagi manusia apa yang diinginkan (selama di dunia) kecuali wajah Allah.
Itulah hari kemenangan bagi orang yang benar.
Semoga Allah jadikan saya dan kalian semua termasuk orang-orang yang mendapatkan ramhatNya,  kemuliaanNya.

Hendaknya orang yang berpuasa menjernihkan hatinya untuk ikhlas. Ia biasakan diri dan melatih diri sebelum bicara dan berbuat hendaknya ia tujukan untuk Allah.

Oleh karena itu Al Hasan Al bashr rahimahullah berkata,

لا يزال الرجل بخير إذاقال قال لله وإذا عمل عمل لله

Seorang hamba senantiasa berada di atas kebaikan manakala ia berkata, iapun berkata karena Allah dan manakala ia berbuat, iapun berbuat karena Allah.” (Mushannaf Ibni Abi Syaibah)

Cukuplah seseorang disebut munafiq,
Cukuplah seseorang disebut riya,
Cukuplah seseorang disebut penjilat,
Cukuplaj seseorang disebut pendusta,
Cukuplah seseorang disebut curang,
Manakala ia berbuat kedustaan.
Manakala ia jadikan seluruh perbuatannya pada perkara yang tidak diridhai Allah jalla jalaaluh.
Cukuplah seseorang mendzalimi diri sendiri manakala Allah melihat dalam hatinya paling dasar terdapat penipuan, kedustaan, kemunafikan, atau batinnya lebih sesat  daripada dzahirnya.

فشر الناس من كانت سريرته شرا من علانيته وخير الناس من كانت سريرته خيرا من علانيته وكانت علانيته خيرا

Sejelek-jelek manusia manakala sendirian ia berbuat lebih buruk daripada saat ia berada di depan banyak orang.
Sebaik-baik orang, manakala sendirian ia berbuat paling baik daripada saat ia berada di depan umum. Maka saat terang-terangan iapun senantiasa diatas kebaikan.

Demikian pula orang yang berpuasa ia menahan makan minum. Saat ia sendirian tidak ada orang yang melihat sementara ia mampu masuk ke dalam rumahnya, masuk ke dalam kamarnya kemudian ia makan sesuka hatinya, ia minum apa saja yang ia mau namun ia tidaklah makan dan minum karena ia sedang puasa. Selama29 atau30 hari, puasa mampu membersihkan seseorang untuk ikhlas. Melatih seorang hamba untuk perkara agung yaitu merasa diawasi oleh Allah, takut kepada Allah. Seluruh hari bulan Ramdhan adalah madrasah bagi seorang hamba untuk perkara yang agung ini.

****
Sumber: Channel Telegram Faedah Ilmiyyah Syaikh Muhammad Mukhtar Asy Syinqithiy
Simak audio berikut:

Diterjemahkan oleh Penerjemah wanitasalihah.com
artikel wanitasalihah.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.