Apa Arti Subhanahu wa Ta’ala?


subhanallah

Assalamu ‘alaykum, Ukhti salihah..

Pernahkah kamu mendengar kata “Subhanahu wa Ta’ala”?

Biasanya, kalimat itu sering digandengkan dengan nama Allah, sehingga menjadi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Terkadang, ada juga yang menyingkatnya menjadi SWT (catatan penting: tentang hukum menyingkat SWT, silakan lihat pembahasannya di http://firanda.com/index.php/artikel/fiqh/525-bolehnya-singkatan-saw-atau-aslkm-wr-wb-dan-sejenisnya-fatwa-syaikh-al-albani-rahimahullah)

Subhanahu wa Ta’ala artinya “Mahasuci Dia dan Mahatinggi”.

Rinciannya:

  • Subhanahu: Mahasuci Dia
  • wa: dan
  • Ta’ala: Mahatinggi

Kalau begitu, Allah disucikan dari apa?

Nah, ternyata di dalam Al-Quran ada beberapa ayat yang menjawan pertanyaanmu itu. Mari kita simak.

1. QS. Yunus: 18

وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللَّهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ

“Dan mereka menyembah – selain juga menyembah Allah – segala sesuatu yang tidak dapat mendatangkan bahaya kepada mereka dan tidak (pula) manfaat, dan mereka berkata, ‘Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah.’ Katakanlah, ‘Apakah kamu mengabarkan kepada Allah sesuatu yang tidak diketahui-Nya, baik di langit maupun di bumi?” Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari segala sesuatu yang mereka mempersekutukan (dengan Allah itu).’” (QS. Yunus: 18)

2. QS. Al-An’am: 100

وَجَعَلُوا لِلَّهِ شُرَكَاءَ الْجِنَّ وَخَلَقَهُمْ وَخَرَقُوا لَهُ بَنِينَ وَبَنَاتٍ بِغَيْرِ عِلْمٍ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يَصِفُونَ

“Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka berbohong (dengan mengatakan), ‘Allah punya anak laki-laki dan perempuan,’ tanpa (dasar) ilmu pengetahuan. Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan.” (QS. Al-An’am: 100)

3. QS. An-Nahl: 1

أَتَى أَمْرُ اللَّهِ فَلَا تَسْتَعْجِلُوهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ

“Telah pasti datangnya ketetapan Allah maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (kedatangan)-nya. Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari segala sesuatu yang mereka persekutukan.” (QS. An-Nahl: 1)

4. QS. Al-Qashash: 68

وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ

“Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka . Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia).” (QS. Al-Qashash: 68)

5. QS. Az-Zumar: 67

وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّماوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ

“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Mahasuci Tuhan dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. Az-Zumar: 67)

6. QS. Al-Isra’: 43

سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يَقُولُونَ عُلُوًّا كَبِيرًا

Mahasuci dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang sebesar-besarnya.” (QS. Al-Isra’: 43)

Kesimpulan:

  • Subhanahu wa Ta’ala artinya “Mahasuci Dia dan Mahatinggi”.
  • Allah disucikan dari segala sesuatu yang dipersekutukan dengan-Nya. Misalnya, sebagian orang ada yang melarungkan sesajen ke laut, untuk meminta perlindungan kepada jin yang dikira “Ratu Penjaga Pantai”, maka Allah disucikan dari pandangan keliru tersebut. Allah benar-benar tidak punya sekutu dan Allah tidak perlu pendamping atau teman dalam memelihara alam semesta ini. Allah tidak perlu dibantu untuk menjaga keselamatan bumi ini. Jadi, jika ingin berdoa meminta perlindungan, minta kepada Allah saja. Tidak perlu pakai sesajen ke laut, tidak perlu pakai sesajen di pohon (yang katanya keramat), juga tidak perlu pakai sesajen di gunung-gunung (yang katanya sakti).
  • Allah ditinggikan dari sifat rendah. Allah terlalu mulia untuk direndahkan. Bila ada orang meminta ke jin yang ada di laut, maka itu artinya dia merendahkan Allah. Dikiranya Allah mesti dibantu jin untuk bisa menjaga alam semesta ini. Padahal, justru jin itulah yang tidak mampu menahan kekuasaan Allah.

Jadi, Allah Mahasuci, tak punya sekutu sama sekali. Allah Mahatinggi, sama sekali tidak punya sifat rendah.

Alhamdulillah.

Mudah-mudahan tanda tanya di benakmu selama ini terjawab sudah. Kelihatan sekali manfaat jika kita membaca Al-Quran dengan teliti, ‘kan? Banyak hal-hal yang kita pertanyakan, ternyata sudah ada jawabannya di dalam Al-Quran.

Al-Quran adalah kalamullah (firman Allah), yang Dia turunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, melalui perantaraan Malaikat Jibril. Oleh karena itu, tentu Al-Quran menjadi kitab yang paling sempurna dan memuat semua sisi kehidupan manusia, karena Allah sendiri yang telah memfirmankannya.

Bagaimana, semakin cinta dengan Al-Quran? Semoga.

Barakallahu fikum, Ukhti salihah.

**

Referensi:

– Al-Quran.

Penyusun: Athirah Mustadjab (Ummu Asiyah)
Muraja’ah: Ustadz Ammi Nur Baits

Artikel WanitaSalihah.Com

2 comments
  1. Arjen

    30 March , 2016 at 4:40 pm

    Setuju

    Reply
  2. Desi J

    9 November , 2016 at 9:39 am

    Assalamu’alaikum
    bagaimana dengan arti Azza wa Jalla dan Jalla Jallaluh?. Apakah ada perbedaan kondisi dalam penggunaannya?. Mohon jawabannya. .

    Reply

Leave a Reply to Desi J Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.