Cara Membersihkan Pakaian Jika Terkena Darah Haid Cara menyucikan pakaian yang terkena darah haid adalah dengan dikucek, dikerik dengan kuku agar benar-benar hilang bekasnya lalu membilasnya dengan air. Berdasarkan beberapa riwayat hadits berikut: Hadits pertama, Dari Asma’ binti Abu Bakar radhiallahu’anha beliau berkata, “Suatu ketika ada seorang perempuan mendatangi Nabi shallallahu’alaihi wasallam kemudian bertanya, ‘Wahai Rasulullah, pakaian salah seorang diantara kami terkena darah haid apa yang harus ia perbuat? Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, تحته ثم تقرصه بالماء وتنضحه وتصلي فيه ‘Hendaknya ia menggosok bagian yang terkena darah, menguceknya dengan air (menggunakan kuku untuk menghilangkan najis yang melekat pada pakaian) kemudian membilasnya lalu shalat dengan pakaian tersebut.’ (HR. Bukhari dan Muslim 291). Hadits kedua, Dari Aisyah radhiallahu’anha beliau berkata, كانت إحدانا تحيض ثم تقترص الدم من ثوبها عند طهرها فتغسله وتنضح على سائره ثم تصلي فيه “Dahulu jika kami mengalami haid kemudian telah suci, maka kami mengucek pakaian yang terkena darah kemudian mencucinya dan membilas seluruhnya kemudian shalat dengan pakaian tersebut”. (HR. Bukhari No. 308 dan Ibnu Majah No. 628) Bagaimana dengan noda darah yang membandel? Noda darah yang masih membekas pada pakaian yang telah dicuci dianggap sebagai najis yang ma’fu (dimaafkan), sehingga wanita tersebut diperbolehkan memakainya untuk shalat. Berdasarkan hadits Khaulah Binti Yasar tatkala beliau radhiallahu’anha bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, يا رسول الله ليس لي إلا ثوب واحد وأنا أحيض فيه قال : فإذا طهرت فاغسلي موضع الدم ثم صلي فيه قالت : يا رسول الله إن لم يخرج أثره ؟ قال : يكفيك الماء ولا يضرك أثره “Wahai Rasulullah saya tidak miliki pakaian kecuali satu saja, sementara pakaian tersebut terkena darah haid. Beliau shallallahu’alaihi wasallan bersabda, ‘Jika kamu telah suci dari haid, cucilah bagian yang terkena darah kemudian shalatlah dengannya. Khaulah bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah bagaimana kalau nodanya tidak bisa hilang? Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda, ‘Cukup bagimu mencucinya dengan air adapun bekas darahnya bukan masalah bagimu.'” (HR Ahmad, Abu Dawud). Meskipun sebagian ulama menilai lemah hadits ini, namun makna hadits di atas sejalan dengan prinsip syariat, yaitu memberi kemudahan jika ada kesulitan. Allah Ta’ala berfirman, لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا “Allah tidaklah membebani seseorang melainkan sesuai dengan kadar kesanggupannya.” (QS. al-Baqarah: 286) Juga firman Allah Ta’ala, فاتقوا الله مااستطعتم “Bertakwalah kepada Allah sesuai dengan kemampuan kalian.” (QS. At Taghabun: 16) Dianjurkan memakai sabun, deterjen dan pembersih lainnya. Berdasarkan hadits Ummu Qais binti Mihshan radhialllahu’anha tatkala beliau bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang darah haid yang mengenai pakaian. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, حكيه بضلع واغسليه بماء وسدر “Keriklah dengan sebatang kayu kemudian cucilah dengan air dan daun bidara.” (HR. Abu Dawud, An Nasai, Ibnu Majah dan yang lainnya. Al Hafidz Ibnu Hajar menilai sanad hadits ini hasan) Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah Ar-Rajihi mengatakan, وإنما تحكه بضلع حتى تزيل جرم الدم، ثم تغسله بماء وسدر، والغسل بالسدر زيادة في التنظيف، وإلا فإن الماء يكفي Anjuran mengerik dengan kayu, bertujuan untuk menghilangkan darah (yang terkena pakaian). Kemudian hendaknya wanita tersebut mencucinya dengan daun sidr (bidara) yang berfungsi sebagai sabun pembersih. Jika tidak memakai sabun maka mencuci dengan air sudah cukup. (Syarhus Sunan Abi Dawud, 24/8) Wallahu a’lam — Penulis: Umi Farikhah (Ummu Fatimah) Murajaah: Ustadz Ammi Nur Baits Artikel WanitaSalihah.Com Artikel Berseri: Cara Membersihkan Pakaian Jika Terkena Darah Haid Cara Membersihkan Pakaian Jika Terkena Kencing Bayi Cara Membersihkan Pakaian Jika Terkena Madzi Cara Membersihkan Ujung Bawah Pakaian Jika Terkena Najis Maraji’: Shahih Fiqh Sunnah, Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim, Maktabah At Taufiqiyyah. Syarhul Mumti’ Ala Zaadil Mustaqnni’, Syaikh Muhammad Shalih Al Utsaimin, Dar Muassasah Riyadh. http://shamela.ws/browse.php/book-37015/page-405 http://www.saaid.net/Doat/assuhaim/omdah/023.html March 14, 2015 by WanitaSalihah 0 comments 17721 viewson Fiqih Share this post Facebook Twitter Google plus Pinterest Linkedin Mail this article Print this article Tags: Fikih, haid, membersihkan bekas darah haid, membersihkan najis, mensucikan bekas darah, Nifas, pakaian terkena darah haid Next: Cara Membersihkan Pakaian Jika Terkena Kencing Bayi Previous: Agar Makan dan Tidur Menjadi Berpahala