Mengenal Lebih Dekat Syaikh ‘Utsaimin (bagian 3) Pertanyaan: Bagaimana jadwal kegiatan harian syaikh? Kapan beliau rahimahullaah pergi tidur, bangun dari tidur, kapan waktu makan siang, makan malam dan sarapan? Jawaban: Syaikh rahimahullaah bangun dari tidur di akhir malam lalu menunaikan shalat tahajud – sebagaimana yang Allah kehendaki-. Kemudian beliau shalat witir sebelum adzan subuh. Setelah adzan, beliau shalat rawatib qabliyah subuh dan membangunkan keluarga untuk shalat lalu pergi ke masjid. Setelah itu beliau pulang dan tetap berada di serambi rumah untuk membaca wirid (dzikir pagi) dan membaca Al Quranul karim yang mudah bagi beliau, hingga mendekati matahari terbit. Lalu tidur sampai sekitar pukul 8 pagi. Kegiatan ini beliau lakukan pada hari-hari yang tidak ada jadwal mengajar di kampus. Kemudian sarapan pagi, mulai menyelesaikan pekerjaan pekerjaan beliau, membaca, dan menelaah di perpustakaan beliau. Beliau menyela kegiatan itu dengan menunaikan shalat sunnah dhuha sampai adzan zhuhur. Setelah melaksanakan shalat zhuhur, beliau kembali ke rumah untuk makan siang bersama anak-anaknya pada jam 1.30. Lalu beliau menerima panggilan telepon dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tersambung, hingga 20 menit sebelum ashar. Kemudian beliau istirahat 15 menit atau bahkan terkadang kurang dari itu, hingga adzan shalat ashar. Beliau pergi menunaikan shalat ashar dan tetap berada di masjid untuk memenuhi kebutuhan orang orang yang berdatangan di masjid untuk berkenalan dengan mereka. Usai Asar, Syaikh rahimahullah tetap di sana untuk meneliti kebutuhan-kebutuhan mereka dan memberi fatwa-fatwa kepada mereka . Kemudian sebelum maghrib beliau kembali ke perpustakaannya untuk menelaah kitab hingga tiba waktu maghrib, beliaupun keluar menunaikannya. Setelah itu, beliau duduk di majlis untuk memberikan pelajaran harian di masjid beliau-rahimahullah– hingga setelah isya. Biasanya setelah isya beliau kembali ke rumah untuk makan malam, setelah selesai, kembali lagi ke perpustakaannya. Dan terkadang beliau memiliki kesepakatan untuk memberikan ceramah ke luar Saudi via telpon. Kegiatan ini rutin sepanjang tahun, terkecuali kegiatan di musim-musim tertentu, seperti bulan Ramadhan, musim haji, begitu juga liburan musim panas. Komitmen ini tidak setiap hari diadakan, akan tetapi setiap pekan. Bisa diadakan dirumah maupun diluar rumah. Seperti pertemuan-pertemuan setiap hari Rabu di rumah bersama para hakim, para khatib, para dosen kampus, para polisi syariat (yang bertugas mengingkari kemungkaran) dan selain mereka. Hal ini berlangsung sampai jam 11 atau 12 malam, kemudian beliau tidur. Pertanyaan: Apa kegiatan Syaikh-rahimahullah– di bulan Ramadhan khususnya setelah berbuka puasa ? Jawaban: Di bulan Ramadhan Syaikh –rahimahullah– mempunyai kegiatan yang bermacam-macam. Seperti menghabiskan sebagian besar waktunya di masjid untuk membaca Al Quran, memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia. Beliau –rahimahullah– menemui orang-orang faqir, sebagian penuntut ilmu dirumahnya, sepanjang bulan yang mulia itu. Syaikh berbuka puasa bersama mereka, setelah shalat maghrib mereka kembali lagi untuk makan malam. Beliau isi kesempatan tersebut dengan memberi fatwa lewat telpon. Banyak orang yang datang ke rumah untuk sekedar mengucapkan salam kepada Syaikh ataupun meminta fatwa. Pertanyaan: Dimana Asy Syaikh rahimahullah suka menghabiskan waktu istirahatnya? Jawaban: Asy Syaikh rahimahullaah tidak memiliki waktu untuk istirahat dalam pengertian istirahat yang kita ketahui. Sepanjang waktu yang dimiliki Asy Syaikh rahimahullah adalah kesibukan. Sampai-sampai apabila beliau ingin duduk bersama kami dalam beberapa waktu, telepon berbunyi dan memotong waktu beliau dalam waktu yang lama. Istirahat bagi beliau rahimahullah tidak terlepas dari menyebarkan ilmu dan memenuhi hajat manusia, serta berfatwa. Pertanyaan: Berapa jam Asy Syaikh rahimahullaah tidur? Jawaban: Tidur beliau yang bersambung tidak melebihi 3 sampai 4 jam dan jumlah waktu tidur beliau rahimahullah secara keseluruhan tidak melebihi 6 jam dalam setiap hari. Pertanyaan: Siapa diantara murid-murid Syaikh rahimahullah yang sering beliau puji, selalu menyebutnya dan senang dengan kunjungannya? Jawaban: Beliau rahimahullah menganggap murid-murid beliau sebagaimana anak-anak beliau. Beliau tidak mengkhususkan salah satu dari mereka dengan sebuah pujian. Beliau memandang mereka semuanya sama, ketika menyambut mereka di rumahnya ataupun saat menghadiri acara-acara mereka. Beliau selalu membantu dan menopang ketika mereka ada kebutuhan. Selain itu, beliau juga ikut bersama mereka dalam berbagai rihlah (perjalanan) dan pertemuan berkala. Pertanyaan: Bagaimana keluarga Syaikh rahimahullah menyikapi kezuhudan dan kewara’an beliau? Jawaban: Kami menjadikan beliau sebagai tauladan dalam segala hal. Kami memuji kezuhudan dan kewara’annya. Bahkan, hal itulah yang mendatangkan kenyamanan dan ketenangan pada diri kami. Beliau rahimahullah tidak suka menyusahkan dirinya dan tidak menginginkan siapa saja yang disekitar beliau menjadi orang-orang yang menyusahkan diri. Tetapi, beliau adalah orang sederhana yang menyukai kemudahan dalam segala urusan. Pertanyaan: Apakah Syaikh Utsaimin menangis ketika Syaikh Abdul Aziz bin Baz wafat? Jawaban: Kesan beliau sangat mendalam atas wafatnya Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah. Beliau menyentuh banyak orang di sekelilingnya sepanjang pengaruh yang beliau rasakan. Semoga Allah merahmati keduanya Syaikh Abdul Aziz bin Baz dn Syaikh Utsaimin. Semoga Allaah mengumpulkan kita dengan mereka di Surga, kampung kenikmatan. Pertanyaan: Apakah Syaikh Utsaimin pernah bersafar dengan tujuan selain untuk ilmu satu hari saja? Kemana? Jawaban: Tidak. Syaikh Utsaimin belum pernah sekali pun bersafar selain untuk ilmu. Misalnya, beliau bersafar ke Makkah al Mukarramah untuk berumrah niscaya engkau dapati beliau membuat janji tanggal untuk mengajar di Tanah Haram. Misalnya beliau bersafar ke Riyad atau Thaif untuk menghadiri pertemuan Haiah Kibaaril Ulama’ kemudian engkau akan mendapati beliau membuat janjian untuk mengajar di salah satu masjid dan juga janjian untuk memberikan ceramah dan seterusnya. Pertanyaan: Seperti apa bentuk kemurahan hati Syaikh rahimahullah terhadap orang-orang yang membutuhkan? Jawaban: Kami merasakan perhatian beliau terhadap orang-orang yang membutuhkan itu sama, baik kepada orang-orang jauh atau dekat. Seperti, beliau mengunjungi orang-orang yang membutuhkan dari kalangan keluarga dan kaum kerabatnya. Beliau membantu dan memenuhi kebutuhan mereka. Begitu juga kepada para tetangga yang memiliki kebutuhan, beliau memberikan perhatian yang besar. Beliau membantu segala sesuatu yang mereka butuhkan. Bahkan, beliau senantiasa mengunjungi mereka dan menghibur saat mereka dalam kesedihan. Selain itu, beliau juga selalu berusaha menghadiri acara dan resepsi mereka. Pertanyaan: Apa yang Anda pelajari dari Syaikh rahimahullah? Apakah Anda mempelajari masalah fatwa? Apakah Anda pernah berfatwa? Jawaban: Saya belajar dari beliau segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan ini, baik masalah sosial atau syar’iat. Sedangkan dalam urusan berfatwa, saya belum cukup ilmu memberi fatwa. Akan tetapi, saya hanya menyerahkan pertanyaan-pertanyaan yang saya terima kepada beliau rahimahullah, kemudian saya menyampaikan fatwa-fatwa dan jawaban-jawaban beliau kepada para penanya. — Sumber: http://www.ahlalhdeeth.com/ Diterjemahkan oleh Tim Penerjemah WanitaSalihah.Com December 28, 2016 by WanitaSalihah 0 comments 5549 viewson Kisah dan Tokoh Share this post Facebook Twitter Google plus Pinterest Linkedin Mail this article Print this article Tags: akhlak syaikh utsaimin, Biografi Syaikh Utsaimin, Istri Syaikh Utsaimin, kemmiasaan Syaikh Utsaimin, kepribadian syaikh utsaimin Next: Terlalu Kuantitatif ketika Menghitung Rezeki Previous: Miqat bagi Jamaah Indonesia (Umrah dan Haji)