Catatan Ramadhan (11): Menikmati Al-Quran Apakah kita merasakan kenikmatan ketika membaca komik? Apakah kita merasakan kenikmatan ketika membaca cerpen? Apakah kita merasakan kenikmatan ketika membaca novel? Pertanyaan selanjutnya … Apakah kita merasakan kenikmatan yang sama ketika membaca Al-Quran? Apakah malah jauh lebih nikmat dibandingkan seluruh bacaan itu? Atau mungkin malah sebaliknya, tidak ada kenikmatan sama sekali dalam hati kita ketika membaca Al-Quran? Duhai muslimah, semoga Allah merahmati kita semua. Al-Quran adalah petunjuk. Al-Quran adalah cahaya. Al-Quran adalah obat. يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاء لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ “Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus: 57) Bila kita sudah rutin membaca Al-Quran, bagus sekali. Selanjutnya, mari kita tingkatkan ke tahap “memahami maknanya”. Agar lafal-lafal Al-Quran tidak hanya berhenti sampai di ujung lidah kita. Agar Al-Quran yang kita baca ini bisa membawa manfaat untuk kehidupan kita seluruhnya. إِنَّ هَـذَا الْقُرْآنَ يِهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْراً كَبِيراً “Sesungguhnya Al Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shalih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al-Isra’: 9) Kiat menikmati Al-Quran: 1. Bacalah Al-Quran dalam kondisi tenang, tidak diselingi ngobrol-ngobrol, chatting, atau buka medsos. 2. Baca terjemahan ayat yang kita baca, secara perlahan-lahan. Resapi dan renungkan maknanya. DI pasaran sekarang beredar Al-Quran dengan terjemahan per kata; insyaallah sangat membantu kita dalam memahami makna ayat dan cara memenggal bacaan dalam satu ayat bila kita kehabisan napas. 3. Baca Al-Quran dengan pelan, sesuai kaidah tajwid. Bila cara baca kita belum sesuai kaidah tajwid, ada baiknya kita belajar kepada guru. 4. Jika memungkinkan, belajarlah bahasa Arab agar lafal-lafal Al-Quran bisa lebih meresap di hati. 5. Gunakan mushaf yang sesuai kondisi mata. Di pasaran sekarang tersedia berbagai macam ukuran mushaf. 6. Hafalkan Al-Quran, meski sedikit-sedikit. Orang yang menghafalkan lagu akan menjadikan lirik-lirik lagu sebagai penyemangat dan hiburan; manfaat belum tentu didapatkan, tapi dosa karena mendengar musik sudah pasti didapatkan. Adapun orang yang menghafalkan Al-Quran, Al-Quran itu akan menjadi pengisi hatinya kala susah maupun senang; ketenangan dan ridha Allah akan dia peroleh. اللَّهُمَّ إِنِّى عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِى بِيَدِكَ مَاضٍ فِىَّ حُكْمُكَ عَدْلٌ فِىَّ قَضَاؤُكَ أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَداً مِنْ خَلْقِكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِى كِتَابِكَ أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِى عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِى وَنُورَ صَدْرِى وَجَلاَءَ حُزْنِى وَذَهَابَ هَمِّى Ya Allah, sesungguhnya aku adalah anak dari hamba-lelaki-Mu (Adam) dan anak dari hamba-perempuan-Mu (Hawa)*, Ubun-ubunku ada di tangan-Mu, keputusan-Mu berlaku kepada-Ku, dan ketetapan-Mu atas diriku adalah adil. Aku mohon kepada-Mu dengan seluruh nama-Mu yang (baik) yang Engkau sebut diri-Mu dengannya, yang engkau ajarkan kepada salah seorang hamba-Mu, yang Engkau turunkan di kitab-Mu, atau yang Engkau simpan pada ilmu gaib di sisi-Mu, mohon jadikanlah Al-Quran sebagai penenteram hatiku, cahaya di dadaku, pelenyap kesedihanku, dan pengusir kegundahanku. (*) Maksudnya: Setiap manusia adalah anak keturunan Adam dan Hawa. Semua makhluk adalah hamba Allah. (**) Keutamaan doa di atas: Barang siapa yang ditimpa musibah kemudian membaca doa tersebut, Allah akan hilangkah kesedihan dan kegundahannya, serta mengganti perasaan itu dengan rasa lapang di dada. Seorang sahabat bertanya, “Apakah kami sebaiknya mempelajarinya (menghafalnya)?” maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya. Orang yang mendengar doa tersebut sepatutnya mempelajarinya.” (HR. Ahmad, hadits shahih.) ما أصاب أحدا قط هم ولا حزن فقال اللهم إني عبدك وابن عبدك وابن أمتك ناصيتي بيدك ماض في حكمك عدل في قضاؤك أسألك بكل اسم هو لك سميت به نفسك أو علمته أحدا من خلقك أو أنزلته في كتابك أو استأثرت به في علم الغيب عندك أن تجعل القرآن ربيع قلبي ونور صدري وجلاء حزني وذهاب همي إلا أذهب الله همه وحزنه وأبدله مكانه فرجا, قال فقيل: يا رسول الله ألا نتعلمها فقال؟ بلى ينبغي لمن سمعها أن يتعلمها. – Disusun oleh Redaksi WanitaSalihah.Com Artikel WanitaSalihah.Com June 6, 2017 by Redaksi WanitaSalihah.Com 0 comments 5667 viewson Ramadhan dan Ied Share this post Facebook Twitter Google plus Pinterest Linkedin Mail this article Print this article Tags: al-quran, catatan ramadhan, gundah, sedih Next: Catatan Ramadhan (12): Bebas dari Kecanduan Drama Korea Previous: Catatan Ramadhan (10): Sabar