Faktor-Faktor Pendukung dalam Menghafal Al Quran


tips menghafal quran

Diantara faktor-faktor pendukung yang dapat membantu merealisasikan tujuan menghafal Al Quran adalah:

  1. Membaca Hafalan dalam Shalat Sunnah

Shalat sunah rawatib, menurut asumsi minimal, dilakukan lima kali bagi orang yang tidak menambahnya. Apa yang biasa kita baca dalam shalat sunah ini?  Umumnya, setiap kita akan koor memberikan jawaban yang sama. Yakni surat Al-Ikhlash, Al-Kafirun, Al-Kautsar dst. Artinya, surat-surat pendek.

Mengapa engkau tidak membaca satu halaman dari hafalan barumu dalam shalat sunah-shalat sunnah tersebut? Kami ingin engkau membaca halaman baru ini sebanyak lima kali dalam lima shalat sunnah ini atau lima shalat sunnah rawatib ini. Bagi halaman menjadi dua, maka hasilnya kira-kira sepanjang surat Adh-Dhuha dan Al-Insyirah. Ini sama dengan memanfaatkan shalat sunnah untuk mengulangi dan memantapkan hafalan, sekaligus berlatih menjadi imam. Maka, jangan pisahkan antara shalatmu dan hafalanmu. Cara ini merupakan faktor pendukungmu dalam menguatkan hafalan dan memuraja’ahnya.

  1. Membaca di Setiap Waktu Khususnya Saat Menunggu Shalat

Demikianlah seyogianya penghafal Al-Quran, tak sesuatu pun menyibukkannya dari Al-Quran. Di setiap saat ia mengulang-ulangi dan memuraja’ahnya. Misalnya, ketika engkau pergi untuk satu janji –biasanya engkau datang tepat waktu sedangkan orang yang berjanji denganmu tiba terlambat-. Hendaknya yang menjadi kebiasaanmu adalah engkau mengulang-ulang hafalan dan hendaknya mushafmu selalu berada di dalam sakumu. Agar engkau dapat mengefektifkan waktu yang oleh kebanyakan orang dibuang percuma.

Saat engkatu pergi ke dokter dan ketika tengah menunggu giliran, lakukanlah muraja’ah. Begitu juga ketika engkau menunggu anakmu pulang dari sekolah, ketika menunggu waktu rapat di tempat kerja, ketika berdiri antri menunggu total daftar belanjaanmu di supermarket dan saat tengah menempuh perjalanan panjang dengan mobil, manfaatkanlah waktu-waktu ini dan keluarkan mushafmu.

Adapun shalat-shalat wajib sering kali –dan ini sangat disayangkan- kita tidak mendatanginya kecuali setelah imam bertakbir memulai shalat. Andai kita datang lima menit lebih awal sebelum dimulainya shalat, tentunya kita memiliki lima shalat dan lima majelis yang dapat kita efektifkan untuk mengulang hafalan satu halaman dan menghubungkan antara halaman-halaman, atau mengulangi hafalan kita yang dulu. Waktu-waktu yang disia-siakan ini seandainya dimanfaatkan dengan baik, pasti kita merasakan berkahnya di kehidupan kita di dunia maupun akhirat. Demikianlah para generasi salaf shalih dahulu dalam menjaga waktu.

Di waktu-waktu ini, kita dapat mengulangi halaman yang telah dihafal atau menyambungkan antara halaman-halaman itu, atau kita mengulangi sebagian apa yang akan kami beberkan terkait masalah muraja’ah. Ini harus menjadi perhatian kita dan kita tanamkan dalam pikiran serta persepsi kita.

  1. Bacaan Menyelidik

Yaitu bacaan yang memeriksa dan membersihkan (hafalanmu), serta dari bacaan ini engkau tahu apakah engkau sudah menghafal dengan benar atau belum. Ini adalah bacaan di mihrab saat engkau maju sebagai imam dalam shalat. Bila ini bisa engkau lakukan atau ada peluang atau engkau dipersilahkan maju memimpin shalat, bacalah apa yang engkau hafal di mihrab (selaku imam). Jika engkau bisa tetap tenang dan mampu membaca tanpa terbata-bata, grogi maupun putus-putus, berarti engkau telah hafal dengan baik. Ini di antara cara yang membantu mengoreksi hafalanmu.

Pasalnya, bila engkau keliru membaca dalam shalat sunnah engkau bisa rukuk. Kemudian jika engkau tetap salah di rakaat kedua, engkau bisa pindah ke surat lainnya.

Adapun saat engkau berdiri di mihrab sebagai imam, biasanya kondisi ini akan memeriksa hafalanmu secara akurat. Maka jika engkau jadi imam usahakan mengulangi hafalanmu dalam shalat dan bacaan shalatmu.

  1. Mendengar Kaset Bacaan Al-Quran yang Sesuai dengan Tajwid

Ini satu di antara sekian banyak nikmat Allah pada kita. Yakni engkau bisa mendengarkan hafalan baru atau lama di sepanjang hari, baik ketika naik kendaraan menuju satu tempat atau sebelum engkau tidur di rumah.

Putar selalu kaset murattal Al-Quran ini. Namun, hal itu jangan dilakukan secara spontanitas atau tanpa perencanaan, tapi lakukan dengan cara yang sistematis. Artinya, dalam minggu ini engkau menetapkan surat tertentu untuk di muraja’ah yang akan selalu engkau baca selama minggu ini, dan engkau juga menentukan kaset hafalan baru yang akan selalu engkau hafal di minggu ini. Jadi tidak asal-asalan dan tidak sesuai keinginan. Tidak seperti itu. Lakukan hal ini dengan terprogram di mana engkau bisa merampungkan hafalan dan muraja’ahmu. Sebab, langkah ini termasuk perkara yang sangat menolong dan mendukung. Pasalnya, engkau akan mendengar bacaan yang benar dan engkau akan mengulang-ulanginya. Pun, engkau akan mendengar bacaan ini dengan tajwid dan tartil yang bagus. Karenanya, mendengar kaset bacaan Al-Quran yang tartil dan sesuai tajwid secara terprogram termasuk faktor pendukung yang sangat penting.

  1. Hanya Menggunakan Satu Mushaf untuk Menghafal

Ini juga di antara perkara yang dianjurkan dan banyak direkomendasikan. Yakni, engkau harus mengambil satu mushaf untuk engkau gunakan menghafal semampu dirimu dari awal hingga akhir. Sebab berganti-ganti mushaf berpotensi memunculkan kekacauan hafalan.

Akan tetapi, ketika engkau konsisten menggunakan satu mushaf, biasanya, terekam jelas dalam ingatanmu bentuk halaman, awal surat dalam halaman tersebut, awal juz dalam halaman tersebut dan sampai mana, serta jumlah ayat di halaman itu. Hal ini bisa menguatkan hafalanmu dan lebih memudahkanmu melanjutkan serta menyambung dengan halaman sebelum atau sesudahnya. Pun, insya Allah, engkau berlalu dengan hafalan yang baik, cepat dan kuat.

Adapun bila engkau menghafal dengan berganti-ganti mushaf di mana halaman sekian dimulai dengan suatu surat sedang di mushaf lain awal surat ini terletak di halaman berbeda, maka engkau tidak bisa mendapat faidah di atas.

Jadi, satu mushaf dapat membantu hafalan. Sedang mushaf yang paling baik adalah yang disebut mushaf dengan ujung ayat. Yakni, mushaf yang halamannya di awali dengan permulaan ayat dan diakhiri dengan penutup ayat. Dalam satu halaman, tak ada ayat yang terpenggal dan dilanjutkan di halaman berukutnya atu sebaliknya. Sebab, seperti yang sudah kami katakan, kita akan membuat ukuran hafalan dengan halaman. Ukuran hafalanmu adalah halaman. Baik dalam satu hari engkau akan menghafal satu halaman atau lebih. Halaman itu layaknya papan yang akan membantumu menghafal, dengan izin Allah.

  1. Memaksimalkan Kemampuan Indra

Ini faktor pendukung yang paling penting sekaligus terakhir. Dari aspek ilmiah hal ini sudah diakui, bahwa memfungsikan satu indra dapat memberikan hasil dengan kadar tertentu. Maka, bila engkau memberdayakan dua indra untuk menghafal atau dalam proyek ini, meningkatlah penguasaanmu, kepahamanmu dan hafalanmu. Bila engkau menggunakan tiga indra, maka semakin meningkat lagi.

Bagaimana cara kita menggunakan indra? Sebagian orang membaca, menurut istilah mereka, membaca dengan mata saja. Cara membaca seperti ni melemahkan hafalanmu. Baca dengan matamu dan lidahmu. Keraskan suaramu pasti lidah bergerak dan telinga mendengar.

Diambil dari buku Sebulan Hafal Al Quran (Judul asli: Kaifa Tahfazhul Qur’anal Karim fi Syahr), Ir. Amjad Qasim

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.