Renungan tentang Kemuliaan Sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam


keutamaan sahabat nabi

Bacalah Al-Qur’an dan renungkanlah Kalam Allah ta’ala. Dalam Kitab-Nya Allah ta’ala berfirman,

وَمَا لَكُمْ أَلا تُنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ لا يَسْتَوِي مِنْكُمْ مَنْ أَنْفَقَ مِنْ قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَ أُولَئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِنَ الَّذِينَ أَنْفَقُوا مِنْ بَعْدُ وَقَاتَلُوا وَكُلا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَى وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, Padahal Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi? tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hadid [57]: 10)

Buah apa yang lahir dari janji Allah menganugerahkan ganjaran lebih baik?

Allah ta’ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ سَبَقَتْ لَهُمْ مِنَّا الْحُسْنَى أُولَئِكَ عَنْهَا مُبْعَدُونَ . لا يَسْمَعُونَ حَسِيسَهَا وَهُمْ فِي مَا اشْتَهَتْ أَنْفُسُهُمْ خَالِدُونَ

Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka, Mereka tidak mendengar sedikitpun suara api neraka, dan mereka kekal dalam menikmati apa yang diingini oleh mereka.” (QS. Al-Anbiya [21]: 101-102)

وَالسَّابِقُونَ الأوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah [9]: 100)

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الإنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan tegak Lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Fath [48]: 29)

لِلْفُقَرَاءِ الْمُهَاجِرِينَ الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيارِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا وَيَنْصُرُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ (٨)وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالإيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

(Harta rampasan perang itu juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan RasulNya. mereka Itulah orang-orang yang benar. Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung.”(QS. Al-Hasyr [59]: 8-9)

لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا

Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, Maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi Balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).” (QS. Al-Fath [48]: 18)

Ridhakah Allah terhadap orang munafik? Selamanya Allah tidak akan ridha terhadap mereka. Allah hanya meridhai kaum yang beriman, sebab Allah mengetahui apa yang telah terjadi dan juga apa yang akan terjadi. Allah mengetahui hati setiap hambanya, Allah Maha tau segala sesuatu dan Allah tidak akan ridha terhadap kaum munafik, selama-lamanya..

Diantara karakter menonjol kaum munafik yang terpampang jelas dalam kitab Allah, sunnah Rasul dan dalam kehidupan nyata adalah mereka kelompok manusia yang paling pengecut, sangat mengkhawatirkan keselamatan diri mereka sendiri dan takut mati. Karena itulah kita akan mendapati mereka penuh kebimbangan sebagaimana Firman Allah ta’ala:

مُذَبْذَبِينَ بَيْنَ ذَلِكَ لا إِلَى هَؤُلاءِ وَلا إِلَى هَؤُلاءِ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ سَبِيلا

Mereka dalam Keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir), Maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.” (QS. An-Nisa [4]: 143)

Apakah sifat ini merupakan karakter sahabat Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam? Sama sekali tidak.. bahkan sifat-sifat sahabat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah:

  • Orang yang rela menjual nyawa mereka untuk membeli surga, orang orang yang ikhlas mengorbankan segala sesuatunya demi perjuangan di jalan Allah.
  • Orang-orang yang memerangi kaum murtad
  • Orang-orang yang membebaskan berbagai negeri (dari belenggu kesyirikan dan kezaliman)
  • Orang-orang yang membebaskan negeri India dan Sind, demikian juga Syam, Mesir, Iraq dan negeri-negeri jajahan bangsa persia

Mereka inilah sahabat-sahabat Muhammad. Mereka inilah orang-orang yang kaum syiah caci maki dengan brutal…

Padahal Allah ta’ala berfirman:

وَمَا لَكُمْ أَلا تُنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ لا يَسْتَوِي مِنْكُمْ مَنْ أَنْفَقَ مِنْ قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَ أُولَئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِنَ الَّذِينَ أَنْفَقُوا مِنْ بَعْدُ وَقَاتَلُوا وَكُلا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَى وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, Padahal Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi? tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). mereka lebih tingi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hadid [57]: 10)

Lihatlah apa yang dikatakan kaum syiah itu? Apa kata ulama-ulama syiah tentang para sahabat, Kalian (wahai kaum syiah) hendak membenarkan Allah dan Rasul-Nya ataukah membenarkan ulama-ulama kalian? Kalian (wahai kaum syiah) ada di antara dua pilihan itu.

Bagaimana dengan orang yang selama 23 tahun bersama dengan murid-muridnya, mengajari mereka, bahkan ia adalah seorang utusan Allah yang diberi kecakapan menyampaikan perkataan dengan jelas. Beliau juga adalah manusia yang paling bersemangat mengerjakan kebaikan, paling bertakwa, paling mengenal Allah, paling jujur bahkan dipersenjatai dengan mukjizat-mukjizat dari sisi Allah.. Orang mulia inilah yang dikatakan oleh Syiah bahwa hanya satu muridnya yang lulus, atau dua, tiga, empat, lima, atau tujuh, berbeda-beda menurut beragamnya riwayat mereka. Pikirlah dengan hati yang jernih, bisakah kita menerima perkataan ini?? Terimakah kita apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam gagal total dalam mendidik para sahabat??

Tuduhan ini sungguh merupakan suatu bentuk kekufuran dan pelecehan terhadap pribadi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mustahil sifat-sifat para sahabat Nabi disandang oleh kaum munafik. Bacalah kitab Allah sekaligus renungkanlah! Bacalah surat At-Taubah agar kalian tahu apa saja karakter orang-orang munafik. Bacalah Al-Qur’an seluruhnya, surat Ali Imran, Al-Fath dan lain-lainnya dalam kitab Allah supaya kalian tahu sifat-sifat para Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sesungguhnya kaum Syiah mencaci maki sekelompok orang yang telah menghentikan kendaraan mereka di Surga. Mereka mencaci maki orang-orang yang dicintai Ali radhiyallahu anhu dan begitu dihormati anak-anaknya. Ali menikahkan putrinya Ummu Kultsum dengan Umar bin Khattab. Ali menamai anak-anaknya dengan nama Abu Bakar, Umar dan Utsman. Demikian pula Hasan menamai anak-anaknya dengan nama Abu Bakar, dan Umar, Ali bin Husain memberi nama putrinya Aisyah dan untuk putranya Umar. Sakinah binti Husain, siapakah suaminya? Tidak lain adalah Mush’ab bin Zubair bin Awwam..

Sungguh, hubungan antara para sahabat Nabi beserta anak-anak mereka dengan keluarga Rasulullah sekaligus keturunan mereka begitu erat. Demi Allah, tidak ada diantara mereka yang menuduh kafir sebagian mereka dan menyakini kesucian dari dosa atas sebagian lain. Bahkan, hubungan yang terjalin diwarnai oleh cinta, kesetiaan dan kasih sayang. Baginilah keadaaan mereka dahulu.

Lantas mengapa kita membiarkan orang lain menguasai jalan pikiran kita? Dan mengapa pula kita tidak mau melihat buku-buku sejarah, Kitab Allah dan Sunnah Nabi serta biografi dari kehidupan mereka untuk mengetahui kebenaran? Masing-masing kita akan dihisab dikuburnya seorang diri. Allah akan bertanya mengapa dia membenci para sahabat, apa dosa mereka? Apa salah mereka? Sesungguhnya mereka adalah kekasih-kekasih Allah, dan Allah pernah berfirman dalam hadits Qudsi,

Barangsiapa memusuhi wali (kekasih)-Ku maka sungguh aku akan menabuh gendering perang kepadanya.” (HR. Bukhari)

Allah mengancam peperangan hanya pada tiga kriteria, 1. Pemakan riba, 2. Orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya serta berbuat kerusakan di muka bumi, 3. Orang-orang yang memerangi wali-wali-Nya.

Dimanakah kedudukan kita? Berfikirlah wahai orang-orang yang dikarunia Akal…

***

Diketik ulang dari Buku Membantah Argumentasi Syiah penerbit Wacana Ilmiah Press oleh syaikh Utsman bin Ahmad Al-Khumais dengan sedikit perubahan bahasa.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.