Tanda Lailatul Qadar pada Malamnya dan Esok Paginya


Biografi Syaikh Utsman Al-Khamis

Syaikh Al-Allamah Muhammad Shalih Al-Utsaimin rahimahullah — dalam syarah beliau terhadap kitab Zadul Mustaqni’– memberikan penjelasan tentang lailatul qadar. Berikut ini penjelasan tersebut.

Lailatul Qadar memiliki tanda-tanda yang terjadi beriringan dengan malam tersebut dan tanda-tanda yang terjadi setelah malam lailatul qadar berlalu.

Adapun tanda-tanda yang terjadi beriringan dengan malam lailatu qadar adalah:

1. Adanya sinar dan cahaya yang kuat di malam itu. Tanda ini terjadi pada saat malam lailatul qadar. Seseorang tidak akan merasakan tanda ini kecuali jika dia berada di daratan yang jauh dari cahaya (lampu).

2. Adanya ketenangan, yaitu ketenangan hati, lapang dada seorang mukmin. Dia menemukan ketenteraman, ketenangan, dan kelapangan dada pada malam itu lebih banyak dari malam-malam yang lain.

3. Sebagian ahlul ilmi mengatakan bahwa angin malam bertiup tenang, yaitu tidak kencang dan tidak bersuara, bahkan udara saat itu terasa segar.

Berdasarkan hadits Jabir radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إني كنت أُريت ليلة القدر ثم نسيتها ، وهي في العشر الأواخر ، وهي طَلقة بَلْجة لا حارة ولا باردة ، كأن فيها قمرًا يَفضح كواكبها ، لا يخرج شيطانها حتى يخرج فَجْرَها

“Sesungguhnya lailatul qadar pernah diperlihatkan kepadaku. Namun aku dibuat lupa kepadanya. Malam tersebut jatuh pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan. Malamnya bercahaya lagi sejuk. Tidak panas tidak pula dingin. Seakan-akan di malam itu ada bulan yang menyingkap (cahaya) bintang. Setan-setan tidak keluar hingga terbit fajar.” (HR. Ibnu Khuzaimah, no. 2190 dan Ibnu Hibban, no. 3688)

4. Sebagian orang bisa bermimpi melihat Allah di malam tersebut. Sebagaimana hal ini pernah terjadi pada sebagian sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum.

5. Shalat malam yang dilakukan seorang hamba pada malam itu terasa lebih nikmat dan lebih semangat dibandingkan shalat yang dilakukan pada malam-malam yang lain.

Adapun tanda yang terjadi setelah malam lailatul qadar berlalu di antaranya adalah pada pagi harinya, matahari terbit tanpa sinar yang menyilaukan. Tidak seperti kebiasaan sinar matahari pada hari-hari yang lain.

Berdasarkan hadits Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memberi kabar kepada kami,

انها تطلع يومئذ لا شعاع لها

‘Matahari terbit di pagi hari tanpa sorot yang menyilaukan.'” (HR. Muslim, no. 762)

Referensi: Asy-Syarhul Mumti’ ala Zaadil Mustaqni’, 6:498, Muhammad Shalih Al-Utsaimin, Muassasah Asam, Riyadh.

***

Diterjemahkan oleh Redaksi WanitaSalihah.Com

Artikel WanitaSalihah.Com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.