Berawal dari Mata: Renungan tentang Harta, Popularitas, dan Kecantikan

Berawal dari Mata: Renungan tentang Harta, Popularitas, dan Kecantikan

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطاً “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja dengan mengharap keridhaan-Nya. Jangan sampai kedua matamu berpaling dari mereka, (karena) mengharapkan

Catatan Ramadhan (9): Celaka karena Tidak Diampuni

Catatan Ramadhan (9): Celaka karena Tidak Diampuni

Diriwayatkan dari Ka’ab bin ‘Ujrah radhiyallahu ‘anhu; dia berkata, وعن كعب بن عجرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : احضروا المنبر فحضرنا فلما ارتقى درجة، قال آمين. فلما ارتقى الدرجة الثانية، قال آمين. فلما ارتقى الدرجة الثالثة، قال آمين. فلما نزل قلنا يا رسول الله لقد سمعنا منك اليوم

Catatan Ramadhan (8): Mengapa Kita Mengenal Allah Hanya ketika Ramadhan Tiba?

Catatan Ramadhan (8): Mengapa Kita Mengenal Allah Hanya ketika Ramadhan Tiba?

Kita wajib menahan diri dari makanan dan minuman serta seluruh pembatal puasa – semenjak fajar terbit hingga ia terbenam – sewaktu tiba bulan Ramadhan. Adapun berpuasa, memagari diri, dan menahannya dari segala keharaman … maka itu harusnya dilakukan sepanjang hayat. Kita wajib berjuang sekuat-kuatnya untuk menahan diri dari segala perkara yang diharamkan Allah. Bila hati


Catatan Ramadhan (7): Jadikan Ramadhan sebagai Momentum untuk Bertaubat

Catatan Ramadhan (7): Jadikan Ramadhan sebagai Momentum untuk Bertaubat

Bulan Ramadhan adalah … momen yang sangat bagus untuk bertaubat kepada Allah Jalla wa ‘Ala. Betapa banyak manusia yang melampaui batas, tidak taat kepada Rabb-Nya, menerjang berbagai kemungkaran. Akan tetapi … ketika tiba bulan Ramadhan yang mulia ini, tersentuhlah hatinya untuk berbalik arah menuju jalan kebaikan, hiduplah semangatnya untuk berbuat ketaatan. Allah menerima mereka yang

Catatan Ramadhan (6): Orang Lain yang Diperintahkan Berpuasa selain Umat Nabi Muhammad

Catatan Ramadhan (6): Orang Lain yang Diperintahkan Berpuasa selain Umat Nabi Muhammad

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمْ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ “Wahai orang-orang yang beriman, kalian diwajibkan berpuasa – sebagaimana orang-orang sebelum kalian juga diwajibkan (berpuasa) – agar kalian bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183) Terdapat dua faedah dalam firman Allah, كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ “… Sebagaimana orang-orang sebelum kalian juga

Catatan Ramadhan (5): Kiat Ber-Medsos ketika Ramadhan

Catatan Ramadhan (5): Kiat Ber-Medsos ketika Ramadhan

Medsos seakan menjadi kebutuhan harian setiap orang. Kita akui, banyak kemudahan yang bisa diperoleh dengan medsos. Ketika seorang ibu tak sempat memasak sendiri untuk antaran buka puasa di masjid, dia bisa menelepon pihak catering untuk pesan-antar sesuai menu yang diinginkan. Ketika seorang ayah tak sempat berbuka puasa bersama keluarga di rumah, dia bisa menghubungi anaknya


Catatan Ramadhan (4): Dua Cara Mudah untuk Memanfaatkan Tiap Detik Ramadhan Anda

Catatan Ramadhan (4): Dua Cara Mudah untuk Memanfaatkan Tiap Detik Ramadhan Anda

Secara umum, waktu kita pada bulan Ramadhan terbagi dua: 1. Waktu untuk ibadah. 2. Waktu untuk aktivitas duniawi. Ketika melakukan ibadah, hendaknya kita berkonsentrasi dan berusaha untuk khusyu’, misalnya ketika shalat, membaca Al-Quran, dan menghadiri majelis ilmu. Nah, bagaimana ketika kita mengerjakan aktivitas dunia? Bagaimana caranya supaya waktu kita tetap menghasilkan pahala? Mari praktikkan dua

Catatan Ramadhan (3): Berjuang hingga Akhir

Catatan Ramadhan (3): Berjuang hingga Akhir

(*) Pengantar dari Redaksi WanitaSalihah.Com: Penting kita sadari, bahwa Ramadhan itu bukan hanya hitungan 10 jari. Ramadhan itu sepanjang 29 atau 30 hari. Bahkan, salah satu bagian terpenting Ramadhan ada di masa akhirnya, yaitu sepuluh hari terakhir Ramadhan, ketika kita sibuk menghidupkan malam-malam untuk mendapatkan lailatul qadar. Agar kita lebih siap menjalani satu bulan penuh

Catatan Ramadhan (2): Menjadi Orang Bertakwa dengan Berpuasa Ramadhan

Catatan Ramadhan (2): Menjadi Orang Bertakwa dengan Berpuasa Ramadhan

Allah Ta’ala berfirman, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183) Mengapa kita diwajibkan berpuasa? Apakah supaya kita merasa lapar dan haus? Bukan. Akan tetapi … لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون


Catatan Ramadhan (1): Berpuasa supaya Langsing dan Sehat, Bolehkah?

Catatan Ramadhan (1): Berpuasa supaya Langsing dan Sehat, Bolehkah?

Bagi orang yang berpuasa, ada penghapusan dosa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan hal tersebut beserta syaratnya, من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan karena beriman dan mengharap pahala, dosanya yang terlalu berlalu akan diampuni.” (Muttafaqun ‘alaih) Hadits di atas tampil dalam konteks sebab-akibat (jika-maka). Terdapat kata

Andil Muslimah dalam Menekan Angka Pemerkosaan: Secercah Nyala untuk Yuyun

Andil Muslimah dalam Menekan Angka Pemerkosaan: Secercah Nyala untuk Yuyun

Masalah pemerkosaan tengah jadi perbincangan yang mengemuka di berbagai lapisan masyarakat. Salah satu kasus terhangat adalah peristiwa yang menimpa Yuyun, seorang siswi SMP di Bengkulu. Fenomena tindak pemerkosaan dilatarbelakangi oleh banyak kemungkinan – pendidikan, kemiskinan, miras, dan sebagainya. Kompleksitas ini menuntut kerja sama dari semua komponen bangsa untuk menekan angka pemerkosaan hingga ke level terendah.

Apakah dalam Belajar Ilmu Dunia, Kita Wajib Ikhlas?

Apakah dalam Belajar Ilmu Dunia, Kita Wajib Ikhlas?

Pertanyaan: Saya berencana menempuh jenjang pendidikan lanjutan (magister dan doktoral) agar berkedudukan lebih mulia (melalui pendidikan) di tengah masyarakat. Akan tetapi, saya mendengar hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda, “Barang siapa yang memelajari ilmu sekadar untuk mendebat orang yang bodoh, untuk membanggakan diri di hadapan ulama, atau untuk menggiring masyarakat agar mengikuti dan