Mereka yang Beruntung Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, diberi rezeki yang cukup, dan diberi sifat qanaah oleh Allah dengan rezeki yang ia terima.” (HR. Muslim) Pada hadits ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan sifat-sifat orang yang akan meraih keberuntungan dunia dan akhirat. Sifat yang pertama adalah hidayah Islam. Saudaraku, nikmat Islam adalah nikmat yang luar biasa. Allah berfirman, إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ “Sesungguhnya agama yang Allah ridhai hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran: 19) Mari kita renungkan. Abu Thalib adalah paman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang yang punya jasa besar terhadap Islam. Namun Allah tak memilihnya untuk merasakan hidayah Islam. Tetapi Allah telah memilik kita untuk merasakan hidayah Islam meskipun kita bukan kerabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak pula berjasa terhadap Islam. Alhamdulillah, betapa beruntungnya! Sifat kedua adalah orang yang diberikan rezeki yang cukup oleh Allah sehingga ia bisa menjaga kehormatan dirinya dan tidak meminta-minta kepada orang lain. Jika seseorang telah diberikan rezeki uang cukup oleh Allah Ta’ala, seakan-akan dunia ada di genggamannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Barang siapa yang merasa aman di tempat tinggalnya, diberikan kesehatan badan, dan diberikan makanan untuk hari itu, maka seolah-olah dia telah memiliki dunia seluruhnya.” (HR. Tirmidzi) Terakhir, jika Allah memberikannya sifat qanaah, merasa cukup dan rela terhadap seluruh pemberian Allah, maka dialah orang yang sungguh beruntung. Saudaraku, kekayaan tidaklah dinilai dari banyaknya harta. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Kekayaan (yang hakiki) bukanlah dengan banyaknya harta. Namun kekayaan (yang hakiki) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (Muttafaqun ‘alaih) Ketiga sifat di atas terkumpul dalam doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, أَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَاءَ (Allaahumma innii as-alukal hudaa wat tuqaa wal ‘afaafa wal ghinaa’) “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, kehormatan, dan kecukupan.” (HR. Muslim) Hendaknya kita senantiasa bermunajat kepada Allah dengan melantunkan doa ini untuk menggapai keberuntungan yang hakiki. Wallahul muwaffiq. – Disalin dari Majalah “Kabar Dakwah”, Edisi 10, Mei-Agustus 2014, Diterbitkan oleh Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsary (YPIA), Yogyakarta. Artikel WanitaSalihah.Com November 21, 2014 by WanitaSalihah 0 comments 11206 viewson Hati Suci Share this post Facebook Twitter Google plus Pinterest Linkedin Mail this article Print this article Tags: Hidayah Islam, Qanaah Next: Keikhlasan dalam beramal Previous: Menepis Kegalauan Hati Dikala Masih Harus Menanti