Merengek dan Merendahlah Saat Berdoa!


Merengek dalam Berdoa

الإلحاح (ilhah) artinya merengek, merajuk, memelas. Itulah yang dilakukan oleh para nabi ketika mereka berdoa.

  1. Perkataan Nabi Zakariya ‘alaihissalam,

قَالَ رَبِّ اِنِّىۡ وَهَنَ الۡعَظۡمُ مِنِّىۡ وَاشۡتَعَلَ الرَّاۡسُ شَيۡبًا وَّلَمۡ اَكُنۡۢ بِدُعَآٮِٕكَ رَبِّ شَقِيًّا‏ ٤ وَاِنِّىۡ خِفۡتُ الۡمَوَالِىَ مِنۡ وَّرَآءِىۡ وَكَانَتِ امۡرَاَتِىۡ عَاقِرًا فَهَبۡ لِىۡ مِنۡ لَّدُنۡكَ وَلِيًّا ۙ‏ ٥

“Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah melemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, sedang aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku. Sesungguhnya aku khawatir terhadap keluargaku sepeninggalku, sedangkan istriku adalah seorang yang mandul. Maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu.” (Qs. Maryam: 4-5)

Nabi Zakariya mengutarakan seluruh kekurangannya, kerendahannya, memelas meminta kepada Allah.

  1. Perkataan Nabi Ayyub ‘alaihissalam,

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّحِمِينَ

“Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”. (Qs. Al-Anbiya: 83)

  1. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, ketika berdoa pada saat Perang Badar, beliau mengangkat kedua tangannya sampai rida’-nya terjatuh dari pundaknya. Beliau memelas, meminta, merajuk kepada Allah.

اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِي مَا وَعَدْتَنِي اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِي اللَّهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الْإِسْلَامِ لَا تُعْبَدْ فِي الْأَرْضِ

Ya Allah, berikan semua yang telah Engkau janjikan untukku. Ya Allah, datangkan semua yang telah Engkau janjikan untukku. Ya Allah, seandainya Engkau binasakan kaum muslimin ini, tentu tidak ada lagi yang akan menyembah-Mu di muka bumi ini.” (HR. Muslim no. 1763)

Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu kemudian datang, mengembalikan rida’ ke pundak beliau dan berkata di dekat Nabi:

يَا رَسُولَ اللَّهِ كَفَاكَ مُنَاشَدَتُكَ رَبَّكَ، فَإِنَّهُ سَيُنجِزُ لَكَ مَا وَعَدَكَ

Wahai Rasulullah, cukuplah munajatmu dengan Rabbmu. Sesungguhnya Dia akan memberikan apa yang telah dijanjikan untukmu.

Tapi Rasulullah terus berdoa dan berdoa, memelas kepada Allah.

Ilhah dan Tadharru’

Jadi إلحاح (ilhah atau merengek) dan التَّضَرُّع (tadharru’ atau merendahkan diri) dalam berdoa itu penting. Maksudnya adalah ketika berdoa, kita harus serius benar-benar merendah, merengek, memelas, mengutarakan isi hati kepada Allah, mengakui kelemahan, dan kerendahan di hadapan Allah. Ini adalah obat yang mengangkat sebuah doa menjadi kuat. Yaitu, menangis, merengek, dan mengutarakan isi hati kepada Sang Pencipta kita.

“Ya Allah, aku lemah, hatiku lemah, terlalu kuat musibah yang menimpaku. Tidak ada yang mampu menyelamatkanku kecuali karena Engkau, Robbul ‘Alamin.”

Dan إلحاح (ilhah atau merengek) inilah yang sering hilang dalam doa kita. Orang jaman sekarang karena sudah hafal doanya, lafadz doa itu lepas begitu aja dari bibir, tanpa penghayatan dan hadirnya hati. Makmum pun hanya mengucapkan amin tanpa memahami apa yang diucapkan imam. Dengan demikian, bagaimana kita bisa tadharru’ (merendahkan diri)?

Disebutkan dalam hadits bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

وَكَانَ إِذَا دَعَا دَعَا ثَلاَثاً وَإِذَا سَأَلَ سَأَلَ ثَلاَثاً

“Dan apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdo’a, beliau ulang sebanyak tiga kali dan apabila beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memohon, diulanginya sebanyak tiga kali (HR. Bukhari dan Muslim)

Ini adalah doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mustajab dikabulkan doanya, lalu bagaimana dengan kita?

Allah Senang Ketika Hamba-Nya Meminta

Ibnul Qayyim membawakan sebuah riwayat, Ibnu Majah menyebutkan dalam Sunannya, dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi slallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ لَمْ يَسْأَلِ اللَّهَ يَغْضَبْ عَلَيْهِ

“Siapa yang tidak memohon kepada Allah, Allah akan murka kepadanya.”

Allah suka jika hamba-Nya meminta kepada-Nya, jadi tidak perlu merasa sungkan. Ada perkataan seorang penyair,

الله يغضب ان تركت سؤاله *** و ابن آدم حين يُسأل يغضب

Dialah Allah, yang kalau kamu tidak mau meminta pada-Nya maka Dia akan murka.
Sedangkan kalau makhluk, ketika kita meminta padanya, dia malah marah padam kita.

Itulah makhluk yang punya keterbatasan. Sedangkan Allah adalah Al Ghani (Yang Maha Kaya). Maka tidak usah ragu-ragu meminta kepada Allah dan tidak usah merasa malu untuk minta kepada-Nya.

Mintalah kepada Allah Meski Untuk Hal yang Sepele

Bahkan Aisyah radhiallahu ta’ala ‘anha juga mengatakan:

سَلُوا اللَّهَ كُلَّ شَيءٍ حَتَّى الشِّسعَ

Mintalah kepada Allah bahkan meminta tali sendal sekalipun” (HR. Al Baihaqi).

Berdoalah kepada Allah, meminta segala sesuatu, dari perkara besar sampai perkara kecil-kecil.
Karena Allah suka jika hamba-Nya meminta. Ketika seorang hamba meminta kepada Allah, menunjukkan dia mengakui Allah adalah Rabb Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.

***
Faedah dari kajian Ustadz Dr. Firanda Andirja, Lc., M.A.
https://on.soundcloud.com/f18QsQIpZKA4hUVLyR

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.