Jadi Mahram Karena Sebab Menyusui Fatwa Syaikh Muhammad Shalih Al Utsaimin rahimahullah Pertanyaan: Fadhilatusy Syaikh, salah seorang kerabatku menyusui bayi perempuan. Yaitu dengan cara memasukkan ASI ke dalam botol dot dan tidak menyusui secara langsung dengan payudaranya. Dia telah memberikan ASInya tiga kali. Apakah ini berarti bayi perempuan tersebut menjadi anak susuannya? Jawaban: Persusuan tidak menjadikan mahram kecuali jika telah sampai lima kali persusuan atau lebih. Setiap persusuan itu (dihitung) sendiri-sendiri, terpisah dengan yang lain. Adapun bayi yang bernafas selama proses sekali menyusu tidak masalah. Misalnya, sang bayi selama menyusu bernafas lima kali maka proses menyusu tersebut tetap dihitung satu kali persusuan. Maka seorang ibu harus bisa membedakan dan menghitung tiap-tiap persusuan sebanyak lima kali. Dengan demikian jika seorang wanita menyusui bayi satu kali, dua kali, tiga kali atau empat kali maka tidak berpengaruh (pada status mahram). Karena diharuskan mencapai lima kali persusuan. Jika telah sampai lima kali persusuan maka bayi tersebut telah menjadi anak susuannya. Bahkan seandainya ia menyusui anak laki-lakinya sendiri yang telah berumur tiga tahun lalu setalah anak tersebut disapih ia memberikan sisa ASI kepada anak orang lain maka anak tersebut akan menjadi anak susuannya jika telah terjadi lima kali persusuan. Dalam pertanyaan penanya disebutkan bahwasanya wanita tersebut telah menyusui sebanyak tiga kali persusuan. Jika demikian bayi tersebut tidak menjadi anak susuannya. Seandainya jika ada bayi minum ASI dengan cangkir sebanyak lima kali. Misalnya seorang wanita memerah ASInya ke dalam cangkir dan meminumkannya kepada sang bayi. Selang beberapa waktu ia meminumkan ASInya dari cangkir yang lain. Sampai genap lima cangkir. Maka bayi tersebut telah menjadi anak susuannya baik dia telah kenyang atau belum. Permasalahan. Saya mendapat informasi bahwa sebagian suami menikmati istrinya dengan menghisap payudaranya lalu ia meminum ASInya. Maka suami tersebut telah menjadi anak susuan sang istri. Lalu akan kita dapati permasalahan lainnya. Jika dia telah menjadi anak susuan sang istri secara otomatis pernikahan mereka berdua batal. Sejatinya kenikmatan ini hanya mengakibatkan kesengsaraan. Kami menghimbau agar para suami tidak melakukan perbuatan ini. Dan pendapat yang saya sampaikan diatas adalah pendapat Ibnu Hazm rahimahullah dan ulama dzahiri lainnya. Mereka berpendapat bahwa persusuan itu memberikan pengaruh sampai usia dewasa. Berdasarkan pendapat ini kami katakan jika seorang suami menyusu kepada istrinya sebanyak lima kali persusuan. Misalnya setiap pagi ia sarapan dengan ASI istrinya maka suami tersebut telah menjadi anak susuan sang istri menurut pendapat ulama dzahiri diatas dan pernikahan mereka menjadi batal. Akan tetapi disana juga ada pendapat Jumhur yang mengatakan bahwa suami tersebut tidak menjadi anak susuan istrinya dikarenakan persusuan (yang mengakibatkan hubungan mahram) itu sebelum masa penyapihan (sebelum umur dua tahun-pen). (Silsilah Al Liqa Asy Syahri 68) Marja’: Tathbiiq Fatawa Ibn Utaaimin Li Anduruwiid Diterjemahkan oleh Tim Penerjemah Wanitasalihah.Com Atau bisa disimak versi audio berikut: http://zadgroup.net/bnothemen/upload/ftawamp3/mm_068_09.mp3 رضاع الصغير عن طريق الثدي الصناعي ثلاث رضعات وضابط الرضعة السؤال : فضيلة الشيخ، أرضعت إحدى قريباتي بنتاً صغيرة وذلك بواسطة الثدي الصناعي وليس من ثديها ولكنه من حليبها تضعه فيه، وقد أرضعتها ثلاث مرات، فهل تكون بنتاً لها من الرضاعة؟ الجواب: الرضاع لا يحرم إلا إذا كان خمس رضعات فأكثر، كل رضعة منفصلة عن الأخرى، وأما تنفس الصبي في الرضعة الواحدة فليس بشيء، فلو أن الصبي في حجر المرضعة تنفس خمس مرات فالرضعة واحدة، فلا بد أن تتفرق الرضعات ومقدارها خمس رضعات، فإذا أرضعت المرأة الطفلة مرة أو مرتين أو ثلاثاً أو أربعاً فلا أثر لها، فلا بد من خمس، وحينئذٍ صار ولدها من الرضاعة، حتى لو فرض أنها أرضعته بلبن ابنها الذي له ثلاث سنوات، فلو أنها فطمت ابنها وأرضعت هذا الطفل بما بقي من اللبن؛ فإنه يكون ابناً لها من الرضاع إذا تمت خمس رضعات، وقد ورد في السؤال أنها أرضعته ثلاث رضعات إذاً: ليس ولداً لها. ولو أنه أُ رضع خمس مرات من الفنجان، كأن وضعت المرأة حليبها في فنجان وأرضعته، ثم بعد مدة أرضعته بفنجان آخر، حتى أكملت خمسة فناجين؛ فإنه يصير ولداً لها سواءً أشبع أو لم يشبع. مسألة: بلغني أن بعض الأزواج يستمتع بزوجته بمص ثديها فيشرب حليبها، فإنه يكون ابناً لها من الرضاع، وهنا المشكلة أنه إذا كان ابنها من الرضاع فإن النكاح ينفسخ، فتكون هذه اللذة أعقبها شقوة، ولهذا نحذر الأزواج من هذا العمل. وهذا الذي قلته هو رأي ابن حزم رحمه الله وأصحابه من الظاهرية، يقولون: إن الرضاع يؤثر حتى في الكبير، وبناءً على هذا الرأي نقول: إذا رضع الزوج من زوجته خمس مرات كل صباح يفطر على حليبها، فإنه يكون ولداً لها على رأي هؤلاء العلماء وينفسخ النكاح. لكن على كل حال: قول الجمهور أنه لا يكون ولداً لها؛ لأنه لا بد أن يكون الرضاع قبل الفطام. المصدر: سلسلة اللقاء الشهري > اللقاء الشهري [68] August 16, 2015 by WanitaSalihah.Com 2 comments 4073 viewson Fiqih Share this post Facebook Twitter Google plus Pinterest Linkedin Mail this article Print this article Tags: Hukum Anak Susuan, Hukum Persusuan, Suami Minum ASI Istri Next: Cara Berbuat Adil Kepada Anak Previous: Bolehkah Wanita Ikut Shalat Jum’at di Masjid?
Febriana Darmasanti 6 November , 2015 at 10:44 am Saya bermaksud mengangkat anak karena belum dikaruniai keturunan.masalahnya biar bisa ber mahram sama suami saya, anak yg sy angkat tsb sy susukan ke istrinya adik suami saya.yg ingin saya tanyakan apakah saudara sesusuan keponakan sy itu bisa bermahram sm suami? Reply
WanitaSalihah.Com 6 November , 2015 at 10:58 pm @ Febriana Insyaallah bisa Ukhti. Suami Ukhti statusnya sebagai paman sepersusuan bayi tersebut nantinya. Allahua’lam. Reply