Tips Naik Pesawat dengan Selamat


tips naik pesawat

Keselamatan adalah anugerah yang tak ternilai harganya. Nikmat yang Allah berikan kepada siapa saja yang Allah kehendaki dan mencabutnya dari siapa saja yang Dia kehendaki.

Tahukah saudariku, keselamatan hakiki adalah jika kita selamat dari azab Allah kelak di akhirat, dijauhkan dari siksaan neraka. Namun bukan berarti keselamatan dunia termasuk perkara tercela. Bahkan Nabi shallallahu’alaihi wasallam mengajarkan agar kita senantiasa memohon keselamatan dunia dan akherat.

Berdoalah dengan penuh keikhlasan

Tak hanya ketika naik pesawat di udara atau saat berlayar di lautan kita meminta keselamatan kepada Allah Ta’ala dengan penuh keikhlasan. Seperti yang dilakukan orang musyrik zaman dahulu. Saat berlayar di kapal mereka berdoa dengan penuh keikhlasan, tapi ketika mereka telah kembali, mereka menyekutukan Allah.

فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ

“Maka apabila mereka naik kapal mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan Allah.” (QS. Al Ankabut: 65)

Mereka berdoa dengan ikhlas kepada Allah hanya tatkala genting saja. Tatkala mereka tak menemukan satupun penolong kecuali Allah Azza Wa Jalla. Maka mereka meminta dengan penuh harapan, penuh keikhlasan. Akan tetapi, tatkala Allah selamatkan mereka ke daratan, mereka berpaling dari Allah; mereka lupa daratan siapa sebenarnya yang telah menyelamatkan mereka. Akhirnya mereka kembali menyekutukan Allah. Itulah kaum musyrikin zaman dahulu.

Sekarang lihatlah diri kita ….

Kita yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tentu tidak ingin tergolong orang-orang yang Allah cela dalam ayat di atas. Untuk itu, wahai saudariku, mintalah keselamatan kepada Allah dan berdoalah kepada-Nya dengan penuh keikhlasan di mana pun berada, baik saat berlayar di lautan, saat terbang di angkasa, atau pun saat kita duduk manis di dalam rumah. Tujukanlah seluruh ibadah kita hanya kepada Allah Ta’ala. Islam mengajarkan umatnya untuk berdoa dengan doa-doa yang ada dalam Al-Quran serta yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, seperti doa zikir pagi dan sore hari, dan doa keselamatan lainnya. Doa yang beliau ajarkan termuat di dalamnya kandungan doa kebaikan yang menyeluruh, melingkupi segala aspek kehidupan dunia dan akhirat.

Senantiasalah berdoa karena kita tidak tahu, wahai saudariku, dari manakah datangnya bahaya, makhluk Allah manakah yang akan mencelakakan kita, kejahatan mana lagi yang mengintai kita.

Berdoalah kepada Dzat yang memperjalankan awan

Naik pesawat bukan lagi menjadi sesuatu yang baru bagi masyarakat jaman sekarang ini. Namun qadarullah dengan adanya berita jatuhnya pesawat beberapa hari lalu tentu akan membuat hati tambah berdesir, jantung makin berdebar tatkala harus terbang di angkasa. Kita patut bersyukur dengan kemudahan ini. Kemudahan yang tak kita dapati pada zaman dahulu.

Saudariku, tentu setiap kemudahan pasti akan ada tantangan dan rintangan. Berbagai macam risiko yang harus diahadapi pesawat terbang, di antaranya adalah awan. Cumulonimbus, nama awan yang tiba-tiba terkenal dan diperbincangkan banyak orang akhir-akhir ini. Awan ini disebut-sebut sebagai penyebab jatuhnya pesawat beberapa hari lalu.

Saudariku…
Awan adalah awan
Hujan adalah hujan
Angin adalah angin
Tanah adalah tanah
Gunung adalah gunung

Tentu kita semua sepakat, mereka semua makhluk mati tak memiliki kehendak apalagi keinginan. Lalu, pantaskah kita menyalahkan mereka?

Tak pernahkah terbesit di benak kita: siapakah yang memerintahkan sehingga …
Gunung-gunung bisa meletus,
Tanah bisa longsor,
Hujan bisa turun hingga menyebabkan banjir,
Angin bisa memporak-porandakan segalanya?

Ya mereka semua tidaklah bergerak kecuali atas perintah Dzat yang Maha Pencipta.

Mari kita simak firman Allah Ta’ala,

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُزْجِي سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهُ ثُمَّ يَجْعَلُهُ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ جِبَالٍ فِيهَا مِنْ بَرَدٍ فَيُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَصْرِفُهُ عَنْ مَنْ يَشَاءُ ۖ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهِ يَذْهَبُ بِالْأَبْصَارِ

“Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)-nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya . Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.” (QS. An Nur: 43)

Teladan kita Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam tatkala berdoa agar di menangkan saat pertempuran melawan musuh sewaktu perang Ahzab; beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menyebut nama Allah, “Ya Mujriyassahaab (wahai Dzat yang memperjalankan awan).”

Dari Abdullan bin Abi Auf radhiallahu’anhu beliau berkata,

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الأَحْزَابِ : ” اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ ، سَرِيعَ الْحِسَابِ ، مُجْرِيَ السَّحَابِ ، هَازِمَ الأَحْزَابِ ، اهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ ” .

“Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam berkata tatkala perang Ahzab, ‘Ya Allah Dzat yang menurunkan kitab, Dzat yang menghisab dengan cepat, Dzat yang memeperjalankan awan, Dzat yang mengalahkan gerombolan musuh, kalahkan mereka dan guncangkan tempat berdirinya.” (HR. Bukhari, no. 256)

Karena itu, saudarikun… jika ingin penerbangan kita selamat dari bahaya awan cumulonimbus, berdoalah dengan ketundukan, keikhlasan, dan penghinaan diri kepada Dzat yang memeperjalankan awan, Dzat yang menurunkan hujan, satu-satunya Dzat yang bisa menolak bahaya dan bencana. Dialah Allah Mahakuasa dan Maha berkehendak atas segala sesuatu.

Taatilah adab-adab bepergian

Agar perjalanan kita penuh berkah serta selamat sampai tujuan, maka taatilah aturan syariat bagi seorang musafir. Di antaranya:

1. Mendoakan keluarga yang kita tinggal pergi. Selain kita mendoakan kebaikan untuk mereka, kita juga akan mendapatkan kebaikan karena doa mereka kepada kita.

Doa musafir kepada orang yang ditinggal,

أَسْتَوْدِعُكُمُ اللهَ، الَّذِي لَا تَضِيعُ وَدَائِعُهُ

“Aku titipkan kalian kepada Allah, Dzat yang tidak menyia-nyiakan titipan.” (Shahih Ibnu Majah, 2:133)

Inilah kebaikan yang akan kita peroleh dari doa orang yang kita tinggal kepada kita yang musafir,

أَسْتَودِعُ اللهَ دِيْنَكَ، وَأَمَانَتَكَ، وَخَوَاتِيمَ عَمَلِكَ

Aku titipkan agamamu, amanahmu dan akhir amalmu hanya kepada Allah.” (Shahih At-Tirmidzi, 2:155)

2. Berdoa tatkala keluar rumah. Dalam lafal doa keluar rumah terkandung kepasrahaan dan tawakal kepada Allah.

بِسْم اللَّهِ توكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ ، ولا حوْلَ ولا قُوةَ إلاَّ بِاللَّهِ

“Dengan menyebut nama Allah Aku bertawakkal kepada-Nya . Tiada daya dan kekuatan melainkan hanya berasal dari Allah.” (HR. At-Tirmidzi, no. 3426)

3. Berdoa tatkala naik kendaraan baik mobil, motor, sepeda, becak, pesawat, atau kendaraan lainnya.

بِسْمِ اللهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ {سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ. وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ} الْحَمْدُ لِلَّهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ إِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

“Dengan nama Allah, segala puji bagi Allah, Mahasuci Tuhan yang menundukkan kendaraan ini untuk kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami (di hari Kiamat). Segala puji bagi Allah (3x), Mahasuci Engkau ya Allah, sesungguhnya aku menganiaya diriku, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.”  (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi; lihat Shahih Tirmidzi, 3:156)

4. Menaati peraturan lalu lintas.

Jika sedang naik motor maka gunakanlah helm, menaati marka jalan, rambu-rambu lalu lintas, serta lampu merah. Begitu juga tatkala di dalam pesawat, non-aktifkan handphone, kenakan sabuk pengaman, menegakkan sandaran, dan melipat meja tatkala take off atau pun landing. Perkara yang kita anggap sepele ini bisa menyebabkan bahaya jika dilanggar. Sementara sabda Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

لاضَرار ولا ضِرار

Janganlah melakukan perbuatan yang berbahaya dan membahayakan orang lain .” (HR. Imam Ahmad, 1:313)

5. Bertakbir ketika tanjakan dan bertasbih ketika turunan.

Dari Jabir bin Abdillah; ia berkata, “Kami membaca takbir tatkala jalan naik dan membaca tasbih ketika jalan turun.” (HR. Bukhari, no. 2993)

Adapun jika naik pesawat, bertakbir tatkala pesawat akan take off dan bertasbih tatkala akan landing. Begitu juga ketika pesawat naik-turun di atas langit. Allahu a’lam.

6. Saat kita transit di suatu tempat mungkin bandara, terminal. atau tempat-tempat lain, disunnahkan untuk berlindung kepada Allah dari kejelekan makhluk. Bisa saja gangguan dari kalangan setan bisa juga dari kalangan manusia yang jahat, penjambret, perampok, pembunuh, dan sebagainya. Doanya,

َ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

Aku berlindung kepada kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan apa yang ia ciptakan.” (HR. Muslim, no. 2708)

7. Ketika melihat kota tujuan, hendaklah berdoa,

اَللَّهُمَّ رَبَّ السَّماَوَاتِ السَّبْعِ وَ مَا أَظْلَلْنَ ، وَ رَبَّ الأَرْضِيْنَ السَّبْعِ وَ مَا أَقْلَلْنَ وَرَبَّ الشَّيَاطِيْنِ وَمَا أَظْلَلْنَ وَ رَبَّ الرِّيَاحِ وَ مَا ذَرَيْنَ أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذِهِ القَرْيَةِ ، وَ خَيْرَ أَهْلِهَا ، وَ خَيْرَ مَا فِيْهَا وَ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَا ، وَ شَرِّ أَهْلِهَا وَ شَرِّ ماَ فِيْهَا

“Ya Allah, penguasa tujuh lapis langit dan segala yang dinaunginya, Penguasa bumi dan apa yang lebih kecil darinya, Penguasa Syaitan dan segala yang disesatkan, Penguasa angin dan segala yang diterbangkan, aku memohon kepada-Mu kebaikan kampung ini, kebaikan penduduknya serta kebaikan apa yang terdapat di dalamnya, dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan penduduknya serta segala apa yang terdapat di dalamnya.” (HR. Ibnu Sunni, no. 525; Ibnu Hibban, no. 2377, Al-Hakim, 2:100)

Semoga Allah Ta’ala memudahkan kita semua menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Wallahu waliyyuttaufiq wassadad.

Referensi:

  • Qur’an Android.
  • Doa dan Wirid, Yazid bin Abdul Qadir Jawwas, Pustaka Imam Syafi’i.

**

Penyusun: Umi Farikhah (Ummu Fatimah)
Muraja’ah: Ustadz Ammi Nur Baits

Artikel WanitaSalihah.Com

 

One comment
  1. yetti rahmatizar el-huriyah an-nafis

    17 December , 2015 at 10:00 am

    terima kasih buat artikelnya..aku jadi lebih tau sekarang..semoga ummu dan rekannya di balas dgn kebaikan berlimpah oleh Allah swt.

    Reply

Leave a Reply to yetti rahmatizar el-huriyah an-nafis Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.