Hanya Tiga Hari Saudaraku tercinta.. Jika engkau berfikir, sesungguhnya dunia itu hanya tiga hari, satu hari berlalu yang tidak bisa engkau harapkan, kemudian hari ini yang harus dimanfaatkan dengan baik dan esok hari dimana engkau tidak tahu apakah engkau masih ada. Engkau tidak tahu barangkali engkau mati sebelum waktu itu datang, karena itu, dapatkanlah akhirat dalam kehidupanmu di dunia, karena dunia hanyalah apa yang ada di depanmu. Janganlah engkau menimbun harta untuk jiwamu, janganlah engkau melepaskan jiwa terhadap apa yang akan engkau tinggalkan, akan tetapi berbekallah untuk sebuah perjalanan jauh yang penuh dengan kesulitan.” (Hilyatul Auliyaa’ (II/138) Jadilah engkau sebagai orang yang mencintai dunia karena terpaksa dan selalu mengingat urusanmu sebagai sebuah pelajaran, usahakanlah kebahagiaan untuk hari akhir dengan segera, dan jadilah engkau seperti orang yang ada dalam perjalanan, karena hantaman kematian akan datang pada suatu hari yang tidak akan diperkirakan (Adabud Dunyaa wad Diin) Al Hasan rahimahullah berkata, “Janganlah kalian sibuk dengan urusan dunia, karena dunia ini sangatlah menyibukkan. Tidaklah seseorang membukakan satu pintu kesibukan untuk dirinya, melainkan akan terbuka baginya sepuluh pintu kesibukan lainnya.” (Hilyatul Auliyaa’ (II/154) Pemilik dunia adalah orang yang diagungkan oleh yang lainnya -walaupun dia sering meninggalkan shalat- dan yang diluaskan kepadanya majelis. Marilah kita lihat apa yang diungkapkan oleh Al Hasan rahimahullah. Jika pemilik dunia disebutkan kepadanya, beliau berkata, “Demi Allah, tidak ada yang tersisa baginya dan bagi dunia, dia tidak selamat dari kejelekan dunia, pengikutnya dan perhitungannya, bahkan dia telah dikeluarkan darinya hanya dengan potongan kain.” (Hilyatul Auliyaa’ (II/144) — Diambil dari buku Dunia Kesenangan yang Semu, Abdul Malik bin Muhammad Al Qasim August 25, 2015 by WanitaSalihah 0 comments 3848 viewson Hati Suci Share this post Facebook Twitter Google plus Pinterest Linkedin Mail this article Print this article Tags: cinta akhirat, cinta dunia, dunia semu, fitnah dunia, Hakihat kehidupan dunia, kehidupan akhirat, mengejar dunia, perjalanan di dunia Next: Andai Ibumu Dizinai, Relakah Engkau? Previous: Letak Makam Nabi Yunus ‘Alaihissalam