Larangan Menyalakan Api Kompor Lalu Ditinggal Tidur


Rasanya hampir semua ibu-ibu pernah merasakan kejadian berikut:
– Wajan gosong saat memanaskan sayur, sebabnya ketiduran.
– Teko terbakar saat merebus air, sebabnya ketiduran.
– Kompor tersulut api dan hampir meledak, sebabnya lupa dimatikan lalu ditinggal tidur.
Dan kejadian yang lebih parah dari itu -semoga Allah menyelematkan kita semua darinya- seisi rumah hangus terbakar disebabkan si ibu memasak air lalu ditinggal pergi keluar rumah. Saat pulang, yang ditemui hanyalah reruntuhan rumah yang sudah menghitam. Bahkan tak sedikit kejadian seperti ini memakan kurban jiwa. Hanya kepada Allah kita memohon keselamatan.

Saudariku semoga Allah ta’ala merahmati kita semua. Jauh sebelum kejadian-kejadian diatas menimpa,  Rasulullah shallallahu’alaihi asallam telah memperingatkan kita tentang bahaya api.

Bila sejenak kita renungkan,  niscaya kita akan dibuat takjub dengan sifat rahmah, kasih sayang beliau kepada umatnya.
Bagaimana tidak, perkara sekecil apapun yang membahayakan kita di dunia telah beliau peringatkan, terlebih perkara yang mmbahayakan kita di akherat. Sudah barang tentu beliau shallallahu’alaihi wasallam paling bersemangat memperingatkan kita dari pedihnya adzab neraka.
Semoga shalawat dan salam tercurah kepada beliau, keluarga dan para sahabat.

3 hadis tentang bahaya api

Al Imam Al Bukhari dalam Shahihnya membuat bab dengan judul, “Bab Jangan Biarkan Api (menyala) di dalam Rumah Saat Tidur“.

Al Hafidz Ibnu Hajar berkata,

ذكر فيه ثلاثة أحاديث : الأول حديث ابن عمر في النهي عن ذلك الثاني حديث أبي موسى وفيه بيان حكمة النهي وهي خشية الاحتراق الثالث حديث جابر وفيه بيان علة الخشية المذكورة

AL Bukhari menyebutkan tiga hadis pada bab ini.
Pertama,  hadis Ibnu Umar tentang larangan membiarkan api menyala saat tidur.
Kedua,  hadis Abu Musa tentang penjelasan hikmah larangan ini yaitu dikhawatirkan terjadi kebakaran.
Ketiga,  hadis Jabir tentang sebab dikhawatirkannya perkara diatas.(Fathul Bari)

1. Dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

لاَ تَتْرُكُوا النَّارَ فِي بُيُوتِكُمْ حِينَ تَنَامُونَ

Janganlah kalian biarkan api (menyala) di rumah-rumah kalian tatkala kalian hendak tidur.” (HR. Bukhari no. 5935 versi Fathul Bari)

Penulis Dalilul Falihin mengatakan,

باب النهي على سبيل التنزيه (عن ترك النار في البيت عند النوم ونحوه) مما يخشى معه التهابها من غيبة عن المنزل والتهاء بأمر (سواء كانت) أي: النار (في سراج أو غيره) نعم لا كراهة فيما يؤمن معه ذلك، كالقنديل المعلق.

Larangan membiarkan api di dalam rumah ketika tidur, larangan ini dalam bentuk tanzih (makruh). Hal ini dikhawatirkan adanya sulutan api sementara tidak ada orang yang terjaga di dalam rumah atau penghuni rumah sedang sibuk dengan suatu urusan. Jenis api yang dimaksudkan dapat berupa api yang menyala di lentera (obor penerang) dan yang lainnya. Namun hukumnya tidak lagi makruh bila menyalakan api dengan kondisi aman seperti lampu yang digantung (dengan pengaman-pen). (Dalilul Falihin Lithuruqi Riyadhish Shalihin, 8:487)

Sebab larangan ini karena dikhawatirkan adanya sulutan api yang membakar benda-benda sekitarnya. Adapun nyala lampu listrik tidak mengandung api seperti api obor sehingga tidak termasuk larangan ini.

Al Allamah Ibnu ‘Utsaimin berkata saat beliau mensyarah kitab Riyadhush Shalihin,

ولكن في الوقت الحاضر الوقود ليس يوقد كما كان فيما سبق فاليوم الكهرباء سالب وموجب يحصل بها إيقاد اللمبة مثلا فلو نام الإنسان وفي بيته لمبة موقدة التي يسمونها السهارية فلا بأس لأن العلة التي من أجلها نهى النبي صلى الله عليه وسلم عن إبقاء النار غير موجودة في الكهرباء في الوقت الحاضر

“Akan tetapi jaman sekarang bahan bakar (lampu) tidak seperti bahan bakar yang digunakan jaman dahulu. Saat ini ada aliran listrik dengan ion positip dan negatif yang mampu menyalakan bola lampu. Sebagai contoh, andai seseorang tidur dengan nyala lampu yang mereka namakan lampu neon maka tidak mengapa melakukan hal ini. Karena illah (sebab) yang menjadi alasan Nabi shallallahu’alaihi wasallam melarang membiarkan api (menyala) tidak terdapat pada lampu listrik jaman sekarang.” (Syarh Riyadhush Shalihin, 6:390)

2. Dari Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu’anhu beliau berkata,

احْتَرَقَ بَيْتٌ بالمَدِينَةِ عَلَى أهْلِهِ مِنَ اللَّيْلِ، فَلَمَّا حُدِّثَ رَسُولُ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – بِشَأنِهِم، قالَ: “إنَّ هذِهِ النَّارَ عَدُوٌّ لَكُمْ، فَإذا نِمْتُمْ، فَأطْفِئُوهَا

“Sebuah rumah yang ada di kota Madinah terbakar,  menimpa penghuni rumah tersebut di malam hari. Tatkala kejadian ini disampaikan kepada Nabi shallallahu’alaihi wasallam,  beliaupun bersabda, ‘Sesungguhnya api itu musuh kalian. Jika kalian tidur padamkanlah api itu.'” (HR. Bukhari no. 5936)

Ibnu Daqiqil Id berkata,

يؤخذ من حديث أبي موسى سبب الأمر في حديث جابر بإطفاء المصابيح وهو فن حسن غريب ولو تتبع لحصل منه فوائد

Dari hadis Abu Musa ini diambil sebab perintah Nabi yang disebutkan di dalam hadis Jabir agar memadamkan lampu. Ini merupakan tips yang luar biasa bagus. Andai cara ini diikuti niscaya akan tercapai berbagai manfaat. (Fathul Bari)

Sungguh tepat apa yang beliau katakan. Tak hanya mencegah kebakaran, mematikan lampu saat tidur malam ternyata memiliki banyak manfaat. Penelitian modern membuktikan tidur di kegelapan jauh berkualitas dan terhindar dari efek negatif seperti depresi, kanker,  terganggunya produktifitas hormon melatonin, gangguan tidur dan metabolisme tubuh dll.

Api musuh manusia?

Syaikh Khalid Al Musyaiqih menjelaskan,

أن هذه النار عدو إذا لم يحسن الإنسان ضبطها وفرط فيها بأن لا يبعد ما تكون سببا لاشتعالها أو تعدى فيها بأن أوقدها حول ما يشتعل سريعا كالبنزين والغاز وما أشبه ذلك فإنها تكون عدوا للإنسان.

Api akan menjadi musuh manakala seseorang tidak menggunakannya dengan cara yang benar, bertindak ceroboh dengan tidak menjauhkan sebab yang membuat api membakar. Atau seseorang berbuat keterlaluan dengan menyalakan api disekitar benda yang mudah terbakar dengan cepat seperti bensin,  gas dan zat lain yang serupa. Saat kondisi demikian api menjadi musuh manusia.

3. Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhuma, dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam beliau bersabda,

خمروا الآنية وأجيفوا الأبواب وأطفئوا المصابيح فإن الفويسقة ربما جرت الفتيلة فأحرقت أهل البيت

Tutuplah bejana air kalian, pintu-pintu kalian, matikanlah lampu-lampu. Terkadang binatang berbahaya datang menarik sumbu lampu hingga berakibat kebakaran yang menyebabkan terbunuhnya penghuni rumah.” (HR. Bukhari no. 5937)

Ketiga hadis diatas memuat perintah-perintah dan larangan Nabi shallallahu’alaihi wasallam, sekaligus sebagai safety guidance(panduan keselamatan) kita di dunia fana ini.

Al Hafidz Ibnu Hajar berkata,

وقال القرطبي : الأمر والنهي في هذا الحديث للإرشاد قال وقد يكون للندب وجزم النووي بأنه للإرشاد لكونه لمصلحة دنيوية وتعقب بأنه قد يفضي إلى مصلحة دينية وهي حفظ النفس المحرم قتلها والمال المحرم تبذيره

“Al Qurthubi berkata perintah dan larangan di dalam hadis ini sebagai petunjuk. Beliau lanjutkan, bisa jadi dihukumi sunnah. An Nawawi menegaskan hadis ini sebagai panduan kemaslahatan dunia sekaligus penyokong terwujudnya kemaslahatan  diniyyah (agama) yaitu terjaganya jiwa yang haram untuk dibunuh dan harta yang haram untuk dibuang-buang. (Fathul Bari)

Lanjut Al Hafidz,

وقال القرطبي : في هذه الأحاديث أن الواحد إذا بات ببيت ليس فيه غيره وفيه نار فعليه أن يطفئها قبل نومه أو يفعل بها ما يؤمن معه الاحتراق وكذا إن كان في البيت جماعة فإنه يتعين على بعضهم وأحقهم بذلك آخرهم نوما فمن فرط في ذلك كان للسنة مخالفا ولأدائها تارك

“Al Qurthubi berkata,  di dalam hadis-hadis ini terdapat peringatan bagi seorang yang bermalam sendirian di dalam rumah, tidak ada orang selainnya sementara di dalam rumah dinyalakan api maka wajib baginya untuk memadamkan api tersebut sebelum ia tidur atau (jika tidak dipadamkan) hendaknya ia buat pengaman agar api tidak membakar. Demikian pula bila di dalam rumah ada sejumlah anggota keluarga maka hendaknya ditentukan siapa yang akan mematikan api diantara mereka. Dan yang paling berhak memadamkan lampu adalah yang paling terkahir akan tidur. Barangsiapa yang menyepelekan perkara ini maka dia telah menyelisihi sunnah Nabi dan meninggalkan perintahnya.”

Jika kita cermati penjelasan para ulama diatas, dapat kita pahami bahwa setiap nyala api yang membahayakan wajib untuk di padamkan sebelum kita tidur. Termasuk dalam hal ini api kompor yang kita nyalakan untuk memanaskan sayur atau memasak air. Bahkan efek bakarnya lebih dasyat daripada pada nyala api lampu semacam sentir yang hanya berbahan bakar minyak tanah. Kompor gas memiliki potensi ledakan jauh lebih besar karena terhubung dengan tabung gas yang mudah meledak dan terbakar. Sepantasnya kita, terlebih para ibu yang berkecimpung di dunia dapur, agar memberikan perhatian, tidak lalai dan selalu memastikan api padam sebelum ditinggal.

Sedikit tips agar para ibu tidak mudah lupa saat menyalakan kompor:
1. Menunggu di dapur selama proses memasak atau saat memanaskan sayur dan jangan pernah ditinggal.
2. Jika terpaksa meninggalkan dapur dengan nyala api, beritahu anggota keluarga lain bahwa Anda sedang menyalakan kompor serta meminta bantuan mereka untuk mematikan bila sudah matang.
3. Pastikan api kompor benar-benar padam saat Anda hendak meninggalkan dapur.
4. Sediakan tabung pemadam kebakaran di rumah Anda. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Nah ibu-ibu yang dirahmati Allah,  mulai sekarang yuk kita amalkan hadis-hadis diatas sebagai wujud ketaatan kita terhadap perintah Nabi shallallahu’alaihi wasallam dan demi menjaga keselamatan jiwa dan harta kita. Wallahu waliyyuttaufiiq.

*****
Penyususn : Ummu Fatimah Abdul Mu’ti
Sumber:
Fathul Bari Syarah Shahih Bukhari, Ahmad bin Ali bin Hajar Al Atsqalani, Dar Ar Rayyan.
Syarh Raiyadhushshalihin, Muhammad Shalih Al Utsaimin, Darul Watan, KSA.
http://ar.islamway.net/fatwa/55115/شرح-حديث-إن-هذه-النار-إنما-هي-عدو-لكم
http://www.detiksehat.com/2014/09/ bahaya-tidur-dengan-lampu-menyala.html

Artikel wanitasalihah.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.