Posts Tagged: Aqidah

Upah Tertinggi, dengan Sebuah Syarat

Upah Tertinggi, dengan Sebuah Syarat

Orang bekerja pasti ingin upah. Yang berbeda, persepsi orang tentang upah itu sendiri. Bagi pekerjaan yang notabene diperuntukkan untuk cari uang, uang itulah yang menjadi upah. Bagi pekerjaan yang notabene diperuntukkan untuk tujuan sosial, kebahagiaan karena telah menolong orang lain itulah yang menjadi upah. Jadi, ada uang, ada kebahagiaan, ada kepuasan, serta berbagai macam hal

Hadits Ahad Digunakan dalam Masalah Akidah

Hadits Ahad Digunakan dalam Masalah Akidah

Fatwa Syaikh Ibnu Baz Pertanyaan: Apa yang dimaksud “hadits ahad”? Apakah bisa digunakan dalam masalah akidah? Jawaban Syaikh Ibnu Baz: Khabar ahad adalah setiap hadits yang tidak mencapai syarat hadits mutawatir; disebut juga “hadits ahad”. Berdasarkan penjelasan ulama pakar hadits, hadits ahad terbagi tiga: 1. Masyhur, disebut juga hadis al-Mustafidh, 2. Aziz, 3. Khabar wahid.

Bukan Leluhur tapi Setan yang Merasukinya

Bukan Leluhur tapi Setan yang Merasukinya

Bismillah.. Di negeri kita tercinta ini, masih sering ditemukan segolongan orang yang percaya bahwa arwah leluhur bisa saja datang merasuki tubuh seseorang yang masih hidup. Lalu mereka mengabarkan berita-berita yang telah lalu, atau meminta kepada mereka, karena  berkeyakinan arwah para leluhur itu dapat mendatangkan manfaat dan kemudharatan! Na’udzubillah min dzaalik.. Maha Suci Allah Rabb Semesta


Apa Arti Subhanahu wa Ta’ala?

Apa Arti Subhanahu wa Ta’ala?

Assalamu ‘alaykum, Ukhti salihah.. Pernahkah kamu mendengar kata “Subhanahu wa Ta’ala”? Biasanya, kalimat itu sering digandengkan dengan nama Allah, sehingga menjadi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Terkadang, ada juga yang menyingkatnya menjadi SWT (catatan penting: tentang hukum menyingkat SWT, silakan lihat pembahasannya di http://firanda.com/index.php/artikel/fiqh/525-bolehnya-singkatan-saw-atau-aslkm-wr-wb-dan-sejenisnya-fatwa-syaikh-al-albani-rahimahullah) Subhanahu wa Ta’ala artinya “Mahasuci Dia dan Mahatinggi”. Rinciannya: Subhanahu: Mahasuci Dia

Bersyukur atas Nikmat Allah

Bersyukur atas Nikmat Allah

Allah Ta’ala berfirman: يَعْرِفُونَ نِعْمَةَ اللَّهِ ثُمَّ يُنْكِرُونَهَا وَأَكْثَرُهُمُ الْكَافِرُون “Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang kafir.” (QS. An Nahl: 83) Makna ayat : Setiap hamba wajib untuk menyadari bahwa setiap kenikmataan datangnya hanyalah dari Allah ‘Azza wa Jalla. Dan kesempurnaan tauhid tidaklah dapat dicapai kecuali bila telah menyandarkan