Posts Tagged: syukur

Terlalu Kuantitatif ketika Menghitung Rezeki

Terlalu Kuantitatif ketika Menghitung Rezeki

Kita, entah sadar atau tidak, mungkin pernah “terlalu kuantitatif” dalam menghitung rezeki. Kita menghitung jumlah yang kita dapatkan dari satu pintu rezeki. Akan tetapi, kita lupa mensyukuri keberkahan di balik jumlah yang sedikit itu. Pun, kita terluput menghitung rezeki yang diberikan oleh Allah tak henti-henti dari pintu-pintu yang lain. Kita, menghitung penghasilan bulanan suami. Ternyata

Betapa Nikmatnya Negeri yang Aman

Betapa Nikmatnya Negeri yang Aman

نعمة الأمن من عظيم نعم الله على العباد نعمة الأمن ، فالواجب على أهل الإيمان أن يشكروا الله عز وجل على هذه النعمة العظيمة ، فإنه إذا بَدَّل النَّاس نعمة الله كُفراً ولم يشكروا المنعم جل وعلا فإن أمنهم يَتَبَدَّل خوفاً ، وطمأنينتهم تتبدل قلقاً ، فالنِّعمة إذا شُكرت قرَّت، وإذا كُفرت فرَّت. Salah satu

Jangan Meratapi Apa yang Hilang

Jangan Meratapi Apa yang Hilang

Jangan meratapi kenikmatan yang hilang dari kita. Karena, apa yang ada pada kita lebih banyak daripada apa yang hilang dari kita. Sebenarnya bagian dari dunia dan kebutuhan hidup primer yang telah kita miliki itu lebih dari 80% dan kita hanya kekurangan sekitar 20% saja. Jadi mengapa kita harus meratapi kekurangan kita dan tidak mensyukuri apa


Ketika Musibah Menyapa

Ketika Musibah Menyapa

Sikap orang yang terkena musibah terbagi menjadi empat. Di tempat manakah sikap kita ketika musibah menyapa? Pertama: Marah terhadap suatu musibah. Hal ini hukumnya haram, bahkan merupakan salah satu dari dosa besar. Contohnya menampar wajah, menjambak rambut, merobek-robek pakaian, melontarkan kata-kata kutukan atau dia berdoa keburukan atas dirinya sendiri dan perbuatan-perbuatan lainnya yang menunjukkan kemarahan

Bersyukur atas Nikmat Allah

Bersyukur atas Nikmat Allah

Allah Ta’ala berfirman: يَعْرِفُونَ نِعْمَةَ اللَّهِ ثُمَّ يُنْكِرُونَهَا وَأَكْثَرُهُمُ الْكَافِرُون “Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang kafir.” (QS. An Nahl: 83) Makna ayat : Setiap hamba wajib untuk menyadari bahwa setiap kenikmataan datangnya hanyalah dari Allah ‘Azza wa Jalla. Dan kesempurnaan tauhid tidaklah dapat dicapai kecuali bila telah menyandarkan

Bentuk Takwa yang Benar

Bentuk Takwa yang Benar

Bertakwalah kepada Allah Dengan sebenar-benar takwa Taatlah Jangan durhaka Ingatlah Jangan lupakan Bersyukurlah Jangan ingkar *** Diriwayatkan dari Ibnu Abi Hatim dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, perihal makna penggalan ayat dalam surat Ali Imran: 102, اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ “Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya.” (QS. Ali Imran: 102) Ibnu Mas’ud menjelaskan tafsir penggalan