Upah Tertinggi, dengan Sebuah Syarat Orang bekerja pasti ingin upah. Yang berbeda, persepsi orang tentang upah itu sendiri. Bagi pekerjaan yang notabene diperuntukkan untuk cari uang, uang itulah yang menjadi upah. Bagi pekerjaan yang notabene diperuntukkan untuk tujuan sosial, kebahagiaan karena telah menolong orang lain itulah yang menjadi upah. Jadi, ada uang, ada kebahagiaan, ada kepuasan, serta berbagai macam hal konkrit dan abstrak lainnya yang bisa menjadi upah. Kita manusia yang Allah beri kesempatan untuk merasakan terbit dan tenggelamnya matahari. Tentu Allah yang Mahabijaksana menciptakan kita dengan suatu tujuan. Tujuan itu adalah penghambaan. Kita — manusia yang Allah beri nyawa — diwajibkan oleh-Nya untuk beribadah hanya kepada-Nya. وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون “Tidaklah Kuciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Al-Bayyinah: 5) Allah memerintahkan kita untuk beribadah kepada-Nya. Ibadah yang dilakukan ikhlas hanya untuk-Nya. Ikhlas dilakukan hanya karena Dia. وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus ….” (QS. Al-Bayyinah: 5) Ikhlas berarti murni. Bila kita ikhlas beribadah hanya kepada Allah, maka kita tak ‘kan menduakan Allah dengan siapa pun dan apa pun. Seluruhnya kita persembahkan hanya untuk Allah. Bayangkanlah sebelanga susu murni. 100% hanya susu, tanpa campuran lain. وَإِنَّ لَكُمْ فِي الْأَنْعَامِ لَعِبْرَةً ۖ نُسْقِيكُمْ مِمَّا فِي بُطُونِهِ مِنْ بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ لَبَنًا خَالِصًا َ “Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah ….” (QS. An-Nahl: 66) Dalam Al-Quran disebutkan bahwa pada tubuh binatang ternak terdapat labanan khalishah (susu yang murni). Susu yang khalishah (murni) itu bersih. Tidak tercampur tahi, tidak tercampur darah. Surga, upah di atas upah Andai langit yang kita pandangi ini sudah terasa begitu tinggi, sebenarnya ada lapis-lapis langit lagi di atasnya. Dalam Al-Quran, langit itu berlapis tujuh. هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ “Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kalian dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 29) Bila ketenteraman batin kita rasakan setiap mempersembahkan sebuah ibadah hanya untuk Allah, sebenarnya itu adalah upah yang tak seberapa. Di atas upah itu ada lagi upah yang jauh lebih menggiurkan. Surga. Di antara surga yang bertingkat-tingkat Surga Firdaus adalah yang paling tinggi. Jannatul Firdaus Al-A’la. Jika kita merasa Surga Firdaus itu adalah upah tertinggi bagi keikhlasan kita, sebenarnya masih ada lagi tambahan yang tak kalah menggiurkan. لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَىٰ وَزِيَادَةٌ ۖ َ “Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya ….” (QS. Yunus: 26) أن رسول الله صلى الله عليه وسلم تلا هذه الآية : (للذين أحسنوا الحسنى وزيادة ) وقال : ” إذا دخل أهل الجنة الجنة ، وأهل النار النار ، نادى مناد : يا أهل الجنة ، إن لكم عند الله موعدا يريد أن ينجزكموه . فيقولون : وما هو ؟ ألم يثقل موازيننا ، ويبيض وجوهنا ، ويدخلنا الجنة ، ويزحزحنا من النار ؟ ” . قال : ” فيكشف لهم الحجاب ، فينظرون إليه ، فوالله ما أعطاهم الله شيئا أحب إليهم من النظر إليه ، ولا أقر لأعينهم ” . Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membaca ayat (lilladzina ahsanul husna wa ziyadah). Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bila penduduk surga sudah memasuki surga, dan penduduk neraka sudah memasuki neraka, seorang penyeru memanggil, ‘Wahai penduduk surga, sesungguhnya Allah memiliki janji kepada kalian yang akan Dia tunaikan.’ Mereka berkata, ‘Apa lagi itu? Bukankah Allah telah memperberatkan mizan kami, membuat wajah kami bersinar, memasukkan kami ke surga, dan menyelamatkan kami dari neraka?'” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melanjutkan, “Kemudian Allah menyingkap tabir-Nya untuk mereka. Mereka pun melihat Allah. Demi Allah, tak ada satu pun karunia Allah yang lebih mereka sukai dibandingkan memandang Allah, dan tak ada satu pun yang seindah itu yang pernah mereka pandang.” (HR. Ahmad) Upah tertinggi itu adalah surga dan kesempatan memandang Allah tanpa tabir apa pun yang menghalang. Puncak keindahan tertinggi bagi makhluk. Itulah upah tertinggi bagi tiap orang yang ikhlas, mempersembahkan segenap jiwa, raga, dan ibadahnya hanya untuk Allah Rabb semesta alam. *** Penyusun: Athirah Mustadjab (Ummu Asiyah) Muraja’ah: Ustadz Ammi Nur Baits Artikel WanitaSalihah.Com September 21, 2015 by WanitaSalihah 0 comments 4821 viewson Aqidah Share this post Facebook Twitter Google plus Pinterest Linkedin Mail this article Print this article Tags: Aqidah, surga Next: Doa Saat Menyembelih Hewan Kurban Previous: Haruskah Seorang Suami Menghajikan Istrinya?