Ramadhan Telah Menyapa


Saudaraku yang semoga selalu dirahmati Allah ta’ala.

Bulan Ramadhan telah menyapa kita kembali. Bulan yang sangat ditunggu-tunggu ummat Islam sedunia, bulan yang di dalamnya banyak sekali keberkahan. Semoga kita bisa mengisi hari demi hari dengan amal yang bermanfaat di bulan yang mulia ini.

Saudaraku, dalam puasa itu ada bagian tertentu yang tidak ada dalam ibadah yang lain, yaitu pengaitannya kepada Allah ta’ala, yang telah berfirman dalam hadits qudsy.

“Puasa itu bagiku dan aku memberi balasan dengannya.” (HR.Bukhari dan Muslim)

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشَرَ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللهُ تَعَالَى : إِلاَّ الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِيْ بِهِ, يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِيْ

“Setiap amalan Anak Adam kebaikannya dilipatgandakan menjadi sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman, “Kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah (khusus) bagi-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya, ia (orang yang berpuasa) meninggalkan syahwatnya dan makanannya karena Aku.” (Lafazh hadits bagi Imam Muslim)

Pengaitan ini sudah cukup sebagai bukti tentang kemuliaan puasa, sebagaimana kemuliaan Baitullah (Ka’bah) yang dikaitkan kepada-Nya, dalam firman-Nya,

وَطَهِّرْ بَيْتِيَ

“Dan sucikanlah Rumah-Ku” (Qs. Al-Hajj: 26)

Kelebihan puasa bisa dilihat dalam dua makna berikut:

  1. Karena puasa termasuk amal yang tersembunyi dan amal batin yang tidak bisa dilihat orang lain, sehingga tidak mudah disusupi riya’
  2. Sebagai cara untuk menundukkan musuh Allah. Karena sarana yang dipergunakan musuh adalah syahwat. Syahwat bisa menjadi kuat karena makanan dan minuman. Selagi lahan syahwat tetap subur, maka setan bisa bebas berkeliaran di tempat gembalaan yang subur itu. Tapi jika syahwat ditinggalkan, maka jalan ke sana juga menjadi sempit. Dalam masalah puasa banyak terdapat riwayat yang menunjukan keutamaannya, dan riwayat-riwayat ini cukup terkenal serta bertebaran di berbagai kitab.

***

Simak tulisan selanjutnya:

WanitaSalihah.Com

Sumber: Minhajul Qashidin, Jalan Orang-Orang Yang Mendapat Petunjuk, karya Al-Imam Asy-Syaikh Ahmad bin Abdurrahman bin Qudamah Al-Maqdisy (Ibnul Jauzy), Penerbit Pustaka Al Kautsar (Judul asli,  Mukhtashar Minhajul Qashhidin)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.